GARUT, iNews.id – Hingga Kini ada 466 Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Garut.Dinas Kesehatan Kabupaten Garut himbau masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Diketahui Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti, di mana nyamuk tersebut banyak berkembang biak di genangan-genangan air yang ada di lingkungan sekitar kita.
"Jadi prioritaskan PSN dulu (atau) Pemberantasan Sarang Nyamuk, tadi dengan cara menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor pada air-air tergenang, kemudian yang jelas adalah PHBS di situ ya (atau) Prilaku Hidup Bersih dan Sehat," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Garut, Asep Surachman, dalam keterangannya, Selasa (6/9/2022).
Ia menuturkan, kasus DBD di Kabupaten Garut hingga saat ini sudah menyentuh angka 446 kasus dengan 6 orang di antaranya meninggal dunia. Namun, imbuh Asep, angka tersebut menurun dibanding tahun 2021.
"2021 sebanyak 1.014 orang yang terkena DBD, di mana 10 diantaranya meninggal dunia," imbuhnya.
Asep juga menyatakan, kasus DBD tahun ini akan mengalami penurunan, mengingat sekarang sudah masuk di musim kemarau.
"Kita tahu bahwasannya musim hujan identik dengan penyebaran DBD, di mana banyaknya genangan air pada tempat-tempat tertentu yang dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti atau nyamuk yang menularkan membawa virus DBD tersebut atau vektor DBD tersebut," tutur Asep.
Berdasarkan data yang ia miliki, lanjut Asep, penyebaran kasus DBD hampir sudah menyebar ke 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Guna menekan angka kasus DBD tersebut, pihaknya melakukan upaya promosi dan preventif.
"Nah upaya promosi terutama edukasi, edukasi bagaimana jangan sampai orang itu terinveksi atau tergigit Nyamuk Aedes Aegypti sebagai media penularan virus DBD tersebut, ini tentunya melalui upaya-upaya edukasi di lapangan, contohnya misalkan menghilangkan tempat-tempat perindukan vektor, misalkan dengan membuang wadah-wadah tertentu dengan menguburnya, atau membakarnya," lanjutnya.
Berkaitan dengan fogging, Asep mengungkapkan jika hal tersebut merupakan langkah terakhir bilamana sudah terjadi banyak kasus DBD di suatu daerah.
"Tetapi ini hanya bersifat sementara besok lusa pun bisa terjadi lagi atau kembali lagi nyamuknya, nah yang terpenting memang yang paling utama dan prioritas adalah bagaimana PSN yang lebih diprioritaskan," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu daerah yang melaksanakan fogging nyamuk Aedes Aegypti yakni di lingkungan RW 09,Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Ketua RW 9, Yusep Tresna, memamparkan jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin dalam rangka pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti.
Ia juga menjelaskan jika di wilayahnya tersebut sudah ada 4 orang warganya yang terkena DBD dan didominasi oleh anak-anak.
Atas inisiatifnya bersama warga, pihaknya bekerja sama dengan Puskesmas Cipanas Tarogong melakukan fogging. Pihaknya juga setiap saat melakukan kampanye mengantisipasi meluasnya wabah DBD.
"Mari kita wujudkan lingkungan yang bersih, indah, sehat, aman, serta tertib dan sejahtera atau BISATIBRA sesuai dengan visi RW 09," tandasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait