GARUT,iNewsGarut.id – Tiga Ruang Kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Dunguswiru, Limbangan, Garut, rusak parah. Hampir 5 tahun lebih ruangan tersebut tidak dipakai untuk kegiatan belajar mengajar.
Seperti yang diuatarakan oleh Kepala SDN Dunguswiru II Leli Sulistia Murti, dua ruang kelas dalam kondisi yang memprihatinkan. Sedangkan satu ruang kelas telah ambruk rata dengan tanah. Ia mengaku sangat khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena tembok bangunan sudah terlihat retak - retak.
"Sudah sekitar enam tahun yang lalu, ruang kelas tersebut memang kami tutup untuk mencegah anak - anak berkeliaran disana, " Jelas Leli. Jum'at (23/9/2022).
Sementara itu terkait hal tersebut, Anggota DPRD Garut Komisi IV Fraksi Demokrasi, Putri Tantia memberikan tanggapannya, dirinya mengetahui kondisi sekolah rusak sedemikian rupa.
" Ya setelah Saya cek di Dapodik sekolah, ternyata yang salah adalah Pihak sekolah tidak mengisi dapodik dengan benar, sehingga pemerintah tidak mengetahui adanya ruang kelas yang rusak.
Bahkan di laporannya mengatakan keadaan sekolah semuanya dalam keadaan Baik.", ungkap Putri pada iNewsgarut.id. Sabtu (24/9/2022).
Setelah dicermati, Jelas Putri, nampaknya kondisi pendidikan di dikdas permasalahanya sama, sekolah tidak mengisi data Dapodik dengan benar.
"Ternyata permasalahan diatas berefek pada tidak dapatnya bantuan DAK berbentuk RKB untuk Sekolah-sekolah Dikdas di Garut," ujarnya.
Maka, Putri Tantia selaku Anggota DPRD Garut Komisi IV akan mengusulkan pada Bupati supaya diadakan Diklatsus Operator sekolah, bertujuan agar Supaya persoalan Dapodik di Garut bisa terselesaikan dan dapat menjadi Pusat Informasi yang Valid untuk kebutuhan pendidikan di garut.
" Nanti Saya usulkan ke Pak Bupati supaya ada diklatsus Operator sekolah, Ya agar tidak terjadi seperti sekarang ini, tidak mengisi data Dapodik dengan benar," jelasnya.
Untuk kondisi sekokah SDN Dunguswiru II yang sudah rusak sedemikian rupa, " Insya Alloh akan Saya sampaikan ke pihak Dinas Pendidikan dan didorong untuk secepatnya dianggarkan perbaikannya," pungkasnya.
Diketahui Akibat kerusakan tiga ruang kelas tersebut, pihak sekolah masih kekurangan sarana prasarana. Termasuk ruang guru, ruang belajar dan perpustakaan. Sementara, toilet sekolah pun terpaksa dijadikan tempat penyimpanan mebeuler yang masih layak agar suatu saat bisa terpakai kembali.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait