GARUT, iNewsGarut.id – Seorang ibu di Garut, mengaku sedih karena ijazah anak tertahan di sekolah. Pasalnya, ijazah yang seharusnya diterima para siswa usai mengenyam pendidikan di sekolah untuk melamar pekerjaan, menjadi tertahan hanya karena tunggakan yang belum bisa diselesaikan.
Kondisi tersebut dialami oleh Mina Sulanjani seorang pedagang warung kopi Pasar Malam di Lapangan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mina merupakan orangtua siswa alumni SMK Santana 1, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Anak saya mau diajak saudara kerja di wilayah Tangerang. Tetapi, karena persyaratan harus menunjukkan bukti ijazah asli, padahal saya sudah beberapa kali datang ke sekolah, tapi harus melunasi tunggakan terlebih dahulu," Ujar Mina.
Mina mengungkapkan, bahwa dirinya sangat berharap agar pihak sekolah bisa memberikan ijazah anaknya tersebut dikarenakan bisa bekerja untuk meringankan kebutuhan ekonomi keluarga. Pasalnya, selama ini dirinya selalu mengandalkan dari berdagang kopi.
"Sudah setahun lebih anak saya keluar dari sekolah belum bisa bekerja dimana - mana. Padahal, kami sudah berusaha untuk mencicil tunggakan," Ucap Mina.
Sementara Kepala Sekolah SMK Santana 1 yakni Dadan Rubiansyah, saat ditemui di kantornya, Selasa (20/12/2022), menyangkal bahwa pihaknya dinilai menahan ijazah siswa. Dadan menerangkan bahwa terdapat sekitar 500 jutaan selama tiga angkatan terakhir tunggakan yang dirasakan pihak sekolah.
Ia juga menyebutkan puluhan ijazah milik siswa beberapa angkatan belum diambil. Dirinya meminta agar para siswanya untuk mengambil sendiri ke pihak sekolah.
"Saya juga menyesalkan, kenapa partisipasi masyarakat selalu para orangtua berbanding terbalik. Bayar DSP ke sekolah negeri jutaan, tapi giliran ke sekolah swasta sangat sulit menyelesaikannya," Cetus Dadan.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait