Kondisi Pasien Difteri di RSUD dr Slamet Garut Membaik

Fani Ferdiansyah
Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut Muhammad Willy Indra Wilis menunjukan Tiga orang anak masih menjalani perawatan di rumah sakit ini akibat wabah penyakit difteri.Foto iNewsGarut.id/ Fani Ferdiansyah.

GARUT, iNewsGarut.id – Tiga pasien difteri yang menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut mulai membaik. Ketiganya merupakan pasien dari klaster Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, yang dirujuk untuk menjalani perawatan di rumah sakit dalam wabah difteri yang menyerang beberapa waktu lalu. 

Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut Muhammad Willy Indra Wilis mengatakan, para pasien yang menjalani perawatan tersebut merupakan anak-anak dengan usia di bawah 10 tahun. Meski kondisinya mulai membaik, anak-anak ini akan tetap menjalani perawatan selama satu minggu ke depan. 

"Alhamdulillah sudah membaik, akan dirawat dulu selama satu minggu ke depan, kita lihat dulu bagaimana kondisinya nanti," kata Muhammad Willy Indra Wilis di RSUD dr Slamet Garut, Selasa (21/2/2023). 

Saat dibawa ke rumah sakit, tiga pasien anak ini mengalami gejala difteri seperti bengkak tenggorokan hingga sakit menelan. Ketiga pasien anak ini masing-masing berusia 4 tahun, 5 tahun, dan 9 tahun. 

"Rekan dari Dinas Kesehatan Garut sudah ke lapangan untuk melakukan isolasi agar penyakit ini tidak menyebar," ujarnya. 

Ia pun mengimbau agar masyarakat melakukan vaksinasi untuk mencegah penularan dan terjangkit penyakit difteri. Sebelumnya, wabah difteri terjadi di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut. 

Sebanyak tujuh orang anak dilaporkan meninggal dunia karena wabah yang diakibatkan oleh penyakit menular tersebut. Ketua BPD Desa Sukahurip Yusup Hamdani menyebut, selain mengakibatkan tujuh anak meninggal, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium diphteriae ini membuat tiga anak lainnya menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut. 

Yusup Hamdani mengatakan wabah ini telah terjadi sejak dua minggu yang lalu. "Kebanyakan anak-anak yang masih sekolah SD, usianya sekitar 8-10 tahun. Meninggalnya dalam waktu yang berdekatan," kata Yusup Hamdani. 

Meski meninggal di waktu berdekatan, menurutnya domisili anak yang terserang difteri berbeda-beda. Anak-anak yang terjangkit masih berada di satu desa namun berbeda RW. 

Editor : ii Solihin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network