KEDIRI, iNewsGarut.id – Seorang wanita asal Kediri, Jawa Timur, berhasil mengubah kulit semangka menjadi keripik dengan berbagai varian rasa. Ia adalah Sri Rejeki, salah satu dari sekian banyak wanita pengusaha yang merintis bisnis kuliner dari nol.
Sri merupakan salah satu dari 14,6 juta nasabah PNM dari Sabang sampai Merauke yang tergabung dalam berbagai program klasterisasi UMKM. Ia merupakan pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner, karena bisnis kudapan paling banyak digemari pelaku UMKM.
Penyebabnya tidak lain karena bisnis kudapan sangat mudah dan banyak variasinya. Uniknya, Sri punya cara lain untuk berdagang kudapan.
Perjalanannya mengubah kulit semangka menjadi keripik layak konsumsi terjadi setelah ia berinovasi di beberapa tahun ini. Ia mampu membuat bagian buah yang tadinya dibuang menjadi dapat dikonsumsi dan digemari banyak orang.
Inovasi tersebut setidaknya berawal dari rasa prihatin Sri Rejeki terhadap petani di kampungnya. Buah semangka yang kulitnya masih bagus ternyata dibuang karena dagingnya yang setengah busuk.
Sri cukup penasaran dan mulai bereksperimen dengan kulit semangka. Sempat mengalami kegagalan, akhirnya kudapan tersebut sukses dijualnya dengan kualitas yang diinginkan.
"Akhirnya saya jual dengan kualitas yang sekarang, renyahnya sudah bisa bertahan sampai dengan empat bulan,” kata Sri Rejeki, Rabu (19/7/2023).
Keripik Kulit Semangka menjadi perbincangan di tengah pelanggan dan di lingkungannya. Ada yang berpendapat rasanya seperti kudapan usus ayam.
Setelah beberapa inovasi yang dicobanya, Keripik Kulit Semangka akhirnya muncul dengan berbagai varian seperti balado, jagung, manis, dan keju. “Yang paling digemari itu rasa balado dan original. Kata ibu-ibu tetangga kalau original enaknya dimakan pakai nasi kalau enggak ada lauk,” ujarnya.
Kegigihan dan kepercayaan dirinya dalam menjual produk ini tidak mudah. Berawal dari munculnya kritik dari orang-orang di sekitarnya yang menganggap kulit semangka tidak umum untuk dijadikan kudapan enak.
Kerabat bahkan suami Sri Rejeki juga sempat skeptis dengan langkah untuk membesarkan usahanya dengan bergabung ke PNM Mekaar. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa keripik ini akan laris seperti keripik yang sudah biasa diperjual belikan.
Sampai akhirnya omzet Sri mencapai Rp6-7 juta perbulan dengan harga Rp10 ribu per 100 gr keripik. Penjualannya laris sampai ke luar daerah seperti Jakarta, Makassar, dan Manado.
“Saya jual hanya lewat WhatsApp saja sih dan langsung antar ke teman. Keripik Kulit Semangka saya ini juga sudah sampai ke Qatar, ada yang pesan di sana dan sudah diterbangkan produknya,” ucapnya.
Kisah Sri Rejeki ini berbicara banyak akan kegigihan dan ide inovatif yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha. Mengalami berbagai tantangan dan dukungan, akhirnya ia bisa sampai untuk membuktikan bahwa usahanya tidak sia-sia.
Sri Rejek seringkali mengucapkan terima kasih kepada PNM Mekaar atas pendampingan usaha dan pemberian ruang baginya untuk modal dalam menjalankan usahanya. Hal ini menginspirasi banyak nasabah PNM lainnya dalam menata jalan menuju kesuksesan.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait