GARUT, iNewsGarut.id – Dinas kesehatan (Dinkes) Garut terus melakukan langkah investigasi atas kasus diduga keracunan massal setelah mengkonsumsi sate jebred di wilayah Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya yang dilaporkan pada Senin 9 Oktober 2023 kemarin.
Hasil investigasi di lapangan, Dinkes Garut menyatakan dari malam sampai dengan Kamis (10/10/2023) pukul 15.00 WIB, mendapatkan 27 kasus diduga keracunan makanan atau pangan. Dimana diantaranya yang masih menjalani rawat inap itu berdasarkan di dua lokasi atau dua kabupaten yakni yang Kecamatan Cigalontang Tasikmalaya dan Kecamatan Cilawu Garut.
"Yang dirawat inap di Puskesmas Cilawu itu ada dua orang, kemudian yang dari Cigalontang ada 4 orang, jadi totalnya ada 6 orang yang dirawat di Puskesmas Cilawu,"kata Kabid P2P Dinkes Garut dr. Asep Surachman kepada iNewsGarut.id.
Kemudian, Asep menuturkan, yang dirawat di klinik Cihideung itu ada 5 orang semua berasal dari Kecamatan Cilawu Garut. Dan, lanjut Asep, dari 7 orang asal Cilawu itu satu orang dinyatakan meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit lainnya.
"5 orang dirawat di klinik Cihideung semua asal Cilawu, satu dinyatakan meninggal dunia, kemudian asal dari Kecamatan Cigalontang yang dirawat di Puskesmas Cilawu ada 4 orang satu diantaranya sama meninggal diperjalanan saat akan di rujuk ke rumah sakit Tasikmalaya,"tuturnya.
Asep menjelaskan, rata-rata yang diduga keracunan itu usianya sekitar 25-30 tahun atau 33 persen itu diatas 26 tahun. Bahkan, imbuhnya, ada juga lansia itu yang meninggal dunia.
"Untuk usia dirata-ratakan sekitar 25-30 tahun, tapi ada satu lansia yang meninggal dunia,"ucapnya.
Untuk penyebab, Asep mengatakan, ini masih berbicara baru dugaan dari informasi yang pihaknya tanyakan 27 orang tersebut dengan gejala yang sama ada muntah, pusing, menggigil, dan sakit perut yang melilit sangat kuat.
"Nah ini diduga menjurus ke salah satu makanan tertentu setelah mereka mengkonsumsi makanan sate jebred dari kulit, tapi tidak menutup kemungkinan ada makanan lainnya, Kita masih periksakan ke laboratorium untuk lebih pasti penyebabnya,"kata Asep.
Asep menyebut saat ini penyebabnya masih menunggu hasil dari laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat. "Menunggu hasilnya kurang lebih 1 Minggu, sampel sudah dikirim ke Labkesda Provinsi Jabar,"cetusnya.
Menurutnya, kemungkinan korban diduga akibat keracunan ini bertambah pasalnya dua kluster yang berbeda, pertama dari Cigalontang dan Cilawu.
"Kebetulan yang kita telusuri itu ada 2 kluster, pertama dari Cigalontang untuk dimakan bersama dan dijual di warungnya, dan ada juga dari kluster Cilawu sendiri yang dikonsumsi untuk keluarga bukan untuk dijual, tidak menutup kemungkinan korban pun akan bertambah, Saya lihat dari laporan yang masuk untuk Kita update lagi besok,"bebernya.
Dinkes Garut mengimbau kepada masyarakat pasca makan diduga sate jebred merasakan gejala sakit, mual, pusing -pusing, muntah-muntah, dan sakit perut melilit segera komunikasi koordinasi atau segera periksakan ke Puskesmas terdekat.
"Kami membuka stand by 24 jam Puskesmas yang ada di Cilawu dan Bojongloa,"tandasnya.
Asep menegaskan total korban diduga keracunan makanan berjumlah 27 orang itu diantaranya total yang dirawat inap ada 7 orang asal Cilawu Kabupaten Garut, dan dari Cigalontang Tasikmalaya 4 orang total yang dirawat inap berjumlah 9 orang dua diantaranya meninggal dunia.
"Total nya 27 orang, dari Cilawu Garut yang dirawat inap ada 7 orang, dan 4 orang dari Cigalontang, total semuanya 9 orang dua diantaranya meninggal dunia, nah yang menjalani rawat jalan dan masih dilakukan observasi ada 16 orang, 11 orang berasal dari Cilawu, dan 5 orang dari Cigalontang Tasikmalaya,"pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait