Sungguh Luar Biasa! Anak Penjual Cuanki di Garut Dirikan Sekolah Gratis

GARUT, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari seorang gadis penjual cuangki di Garut. Gadis ini mendirikan sekolah gratis untuk warga miskin di daerah pelosok tanpa imbalan sepeser pun!
Sosok itu adalah Isop Sopiah (28), asal Kecamatan Pasirwangi, Garut. Isop yang berlatarbelakang sekolah pendidikan mendirikan lembaga pendidikan di pelosok daerah. Tujuannya mulia, dia ingin masyarakat miskin bisa sekolah layak. Ide itu tercetus dari kegelisahan Isop, dia melihat fenomena masyarakat miskin tak bisa memilih sekolah dengan leluasa, berbeda dengan orang kaya.
"Awalnya demikian, masih banyak anak yang putus kuliah karena biaya. Padahal jelas mereka adalah generasi tahap belajar yang harus selalu dibelajarkan," kata Isop kepada detikcom, Kamis (28/10/2021).
"Saya juga berangkat dari keluarga yang kurang mampu. Perjuangan saya rasakan ketika SMA dan kuliah, itu benar-benar berjuang untuk bisa bertahan. Sejak lulus saya berikrar untuk membantu anak yang senasib dengan saya," kata Isop menambahkan.
Perempuan kelahiran Garut 25 Juni 1993 ini lahir dari keluarga sederhana dan bermukim di kawasan Kampung Nagrog, Desa Sarimukti, Kecamatan Pasirwangi. Isop adalah anak dari seorang penjual cuanki yang berdagang di Bekasi. Isop mendirikan sekolah dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat di titik-titik yang dia lihat layak untuk didirikan sekolah. Bersama masyarakat setempat, Isop kemudian membuat madrasah sebagai wadah untuk berdirinya sekolah.
Dia merangkul masyarakat setempat. Sejumlah guru juga dihadirkan dari tengah-tengah masyarakat tersebut. Tentunya yang memiliki basic pendidikan guru dan memiliki pengetahuan yang mempuni.
Di awal-awal, Isop dan yayasan mengaku sering gonta-ganti guru. Hal tersebut karena ketidakmampuan mereka untuk menggaji. "Alhamdulillah baru beberapa tahun ini bisa kita bayar per-bulan Rp 300 ribu dari BOS," ujar Isop.
Isop mengaku ikhlas mendirikan sekolah-sekolah itu. Dia bahkan tak dibayar sepeser pun dari hasil capeknya mendirikan sekolah di pelosok daerah. Semua itu karena, Isop ingin anak-anak yang lahir dari keluarga kurang mampu bisa sekolah. Lembaga pendidikan yang didirikan Isop benar-benar menyasar masyarakat kurang mampu. Bahkan, salah satu anak didik Isop di kawasan Cigedug, Garut pernah viral lantaran berjualan bakso tahu untuk uang jajan.
Sejak tahun 2016 lalu, sudah ada 9 sekolah yang didirikan di beberapa tempat. Sekolah yang berdiri khususnya sekolah dasar dan madrasah iftidaiyyah (MI). "Sekarang sudah ada 700 siswa. Alhamdulillah sekarang anak yang orang tuanya berkecukupan juga mulai ada yang bersekolah di kami. Bahkan mereka membantu keberlangsungan sekolah," katanya. Isop mengaku selalu bangga dan terharu dengan perjuangan yang dia lakukan. Bukan dari materi, melainkan dari kepuasan batin yang dia rasakan karena bisa membantu sesama. Isop masih memiliki utang pada dirinya sendiri, dia harus terus menumbuhkan minat sekolah dan pendidikan bagi warga miskin di Garut.
"Ini keinginan yang tulus, saya malu kalau mengeluh. Rasanya saya tak ingin mengeluh," tutup Isop.
Isop berharap agar sekolah-sekolah yang dia dirikan mampu terus berjalan meskipun di tengah keterbatasan.
Editor : Rio Harto Nugroho