get app
inews
Aa Text
Read Next : Dukung Penanganan Stunting, APDESI Limbangan Dorong Bumdesma Kelola Program Makanan Bergizi Gratis

Stunting Tingkat Kabupaten Garut, Wabup : Kita Cek Kinerja Pendamping Keluarga

Selasa, 26 Juli 2022 | 16:00 WIB
header img
Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Garut, di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Selasa (26/7/2022).

GARUT, iNews.id  Rembuk stunting merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam rangka menurunkan angka stunting dari hasil pendataan dan pengukuran balita, yang sebelumnya telah dilakukan dalam Bulan Penimbangan Stunting (BPS) pada Juni lalu.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati (Wabup Garut), Helmi Budiman, saat memberikan sambutan pada acara Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Garut yang bertempat di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Selasa (26/7/2022).

"Ini kan angkanya 15,6 persen memang ini sudah dibawah dari pada standar WHO, namun pemerintah pusat menginginkan kita di angka 14 persen (di) tahun 2024. Kita mengejar 2023 sudah tercapai mudah-mudahan,” ucapnya.

Selanjutnya, ia menyampaikan saat ini pihaknya akan mengoptimalkan kinerja dari tim pendamping keluarga yang saat ini berjumlah hampir 6 ribu. Ia menyebut sasaran dari pemerintah daerah saat ini bukan hanya keluarga yang memiliki balita stunting saja, akan tetapi juga keluarga yang berisiko stunting.

"Nah ini saya jumlahkan ada sekitar 230 ribuan (sasaran), inilah sasaran yang harus kita optimalkan agar betul-betul keluarga yang berisiko ini tidak menghasilkan stunting yang baru. Jadi stunting yang lama kita sembuhkan tidak stunting lagi, stunting yang baru kita stop," tutur Helmi.

Helmi mengatakan, dirinya akan turun langsung ke kecamatan-kecamatan untuk mengecek apakah tim pendamping keluarga di daerah tersebut sudah berjalan dengan baik atau tidak.

Berdasarkan data pengukuran stunting sebelumnya, Helmi menjelaskan bahwa hasil dari pengukuran tersebut lebih akurat karena semua balita stunting di Kabupaten Garut dilakukan pengukuran, pengukurannya menggunakan alat ukur standar internasional, serta pengukuran ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

Menurutnya, pemerintah daerah menargetkan pada tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Garut bisa terus menurun hingga angka 14 persen, sesuai dengan target nasional.

"Mudah-mudahan kalau kita serius yang stunting ini bisa turun menjadi 14 persen, saya optimis itu tahun 2023. Enam bulan dari sini angka aman tuh 14 persen maksimal 14 persen,” harapnya.

Sementara itu,  Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut, dr. Tri Cahyo Nugroho mengatakan, sebelumnya dalam pelaksanaan BPS pihaknya memiliki sasaran pengukuran jumlah balita sebanyak 220.042 balita. 

"Adapun jumlah balita yang ditimbang atau hadir di posyandu atau sudah dilakukan swiping adalah 205.062 atau 92,8 persen. Adapun hasil balita stunting sebagai berikut jumlah balita stunting 31.943 atau 15,6 persen," sebutnya.

Ia menambahkan, tujuan dari diselenggaraannya rembuk stunting ini adalah adanya dokumen hasil analisa situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting yang terintegrasi.

"Yang kedua deklarasi komitmen pemerintah dan seluruh stakeholder yang hadir untuk berperan dalam upaya pencepatan penurunan stunting baik dalam pencegahan maupun pengobatan," tandasnya.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut