KLHK RI Tunjuk Pelukis Asal Garut Buat Cinderamata Sketsa Wajah Tamu Para Menteri LH Anggota G20

GARUT, iNews.id – Yana Supriatna (57) atau yang lebih dikenal dengan nama Destra Yana, seorang pelukis asal Garut yang ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyediakan cinderamata sketsa wajah para Menteri Lingkungan Hidup (LH) maupun narasumber dan tamu kehormatan dari negara-negara anggota Group of Twenty (G20) sebagai cinderamata untuk acara 3rd Environtment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group 3rd EDM-CSWG) pada tanggal 29-30 Agustus 2022 dan Joint Environtment and Climate Minister's Meeting (JECMM) pada tanggal 31 Agustus 2022.
Destra Yana ini merupakan salah seorang warga yang beralamat di Perum Ciparay Regency, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.
Ketika dilakukan wawancara sepulang dari Bali melalui aplikasi video telekonferensi, pada Kamis (1/9/2022) malam, Destra Yana menjelaskan dirinya diundang untuk datang langsung ke lokasi acara, dan mempraktekan secara langsung melukis beberapa cinderamata untuk para tamu undangan dalam rangkaian G20 ini.
Sambung Yana, ketika berada di lokasi acara, dirinya mendapat sambutan hangat dari para tamu atau orang-orang yang datang ke lokasi tersebut.
"Alhamdulillah apresiasinya ya, terutama di luar gitu ya pak apresiasinya bagus banget pak, malahan kalau disebutkan mungkin cinderamata berupa sketsa itu hal baru mungkin itu tuh," katanya.
Meski mendapatkan respon positif, kata Yana, dirinya tidak menerima pemesanan lukisan, karena ia menyadari bahwa dirinya diundang oleh KLHK sehingga hanya melayani sketsa bagi para tamu yang datanya datang dari pihak KLHK RI.
"Pertama mungkin di lokal juga banyak pak yang berminat, yang berminat itu sampai menanyakan (nomor) WA (Whatsapp), sampai (menanyakan) contact person, termasuk di beberapa negara yang sempat berdialog gitu memang berminat (dengan sketsa terapi)," tuturnya.
Lanjut Yana, jika penunjukan dari KLHK ini menjadi penyemangat tersendiri bagi dirinya yang selama 2 tahun ke belakang mengalami penurunan produktivitas, karena adanya penyakit susulan dari stroke yang dialaminya yaitu hipertensi.
"Tetapi ketika secara tiba-tiba ada yang menghubungi dari kementerian itu memang membuat saya bersemangat kembali, ada energi baru untuk kembali berproduktivitas atau berkaya itulah intinya," jelas Destra.
Tentunya, penunjukan pelukis asal Garut untuk menyediakan cinderamata dalam acara skala internasional ini, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Garut. Walaupun sempat dihadapkan dengan keterbatasan dan cobaan yang cukup pelik, Destra Yana mampu bangkit dan kini menjadi salah satu sosok inspiratif yang dimiliki oleh Kabupaten Garut.
"(Sketsa Terapi) sangat penting sekali (bagi saya), mungkin ini kalau diibaratkan semacam makan obat atau minum obat, yang harus dilakukan satu atau tiga kali dalam sehari, jadi Alhamdulilah rutin minimal satu gambar itu harus dilakukan gitu yah," ucapnya.
Seperti diketahui, Destra Yana bukan orang baru dalam dunia sketsa wajah ini, karyanya dalam melukis wajah sudah tidak diragukan lagi. Banyak tokoh-tokoh ternama yang sudah ia gambar melalui coretan yang dibubuhkan kedalam sebuah kertas berwarna putih ini, sebut saja keluarga besar Presiden Republik Indonesia (RI) ke - 6, Susilo Bambang Yudhono (SBY) beserta mendiang istrinya, dan para putranya sudah pernah mendapatkan lukisan Destra Yana yang ia namai sebagai "Sketsa Terapi".
"Awalnya sih tidak ada pemikiran apa-apa, cuman spontan saja melukis anaknya gitu ya, Bapak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) pada waktu itu, cuman kebetulan ibu Ani merespon dengan cara me-like gitu ya, menyukai, nah setelah terlihat Ibu Ani menyukai, ya timbul pemikiran "Ah udah aja sekalian Bu Aninya dilukis", dilukis kemudian di-posting, nah setelah di-posting, ibu Ani me-like ditambah dengan komentar yang memang luar biasa gitu dahsyatnya, meskipun hanya berupa kata-kata bagus gitu ya, tapi level ibu Ani kan buat seorang seniman yang tidak apa-apanya itu luar biasa gitu, berkesan sekali," ujar Destra Yana saat diwawancara di kediamannya yang berlokasi di Perum Ciparay Regency, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Senin (22/8/2022).
Selain Presiden RI ke - 6, banyak tokoh-tokoh ternama lainnya yang dilukis oleh perupa yang kini berusia 57 tahun ini, seperti Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Bupati dan Wakil Bupati Garut, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta, hingga Menteri Pariwasata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI berhasil dilukis sketsa oleh Destra Yana.
Seorang bapak yang dikaruniai 4 anak ini, berhasil melewati masa sulit ketika dirinya dihadapkan dengan keadaan gangguan fungsi otak alias stroke selama hampir kurang lebih 2 tahun lamanya, berkat dorongan doa dan semangat sang istri, Sri Yuliasari (43) dan ke empat anaknya, Yana mampu bangkit dan berjuang serta menekuni hobinya yang kini sudah menghasilkan ribuan karya sketsa terapi. Bahkan karya seni dirinya ia namakan dengan sketsa terapi.
"Sketsa terapi adalah proses perjalanan kreatif membuat sketsa wajah, sketsa terapi untuk pengobatan Hemiparesis dextra, dimulai sekitar Tahun 2015 lah, Hemaparesis dextra adalah kelumpuhan tubuh sebelah kanan yah," ucapnya.
Dulu ketika berjuang menghadapi penyakit yang dihidapnya, jangankan memegang kuas, untuk makan pun Yana mesti disuapi oleh sang istri yang telah mendampinginya selama 22 tahun ini.
"Nah karena keinginan kuat itu ya dimulailah proses belajar memegang pensil, kemudian setelah bisa memegang pensil dicoba untuk menarik garis, atau lebih tepatnya menggeser garis dari sebelah kiri ke sebelah kanan, Alhamdulillah pada waktu itu ada kemampuan yang tidak bisa digambarkan secara logik, mungkin itu karena kehendak tuhan saja itu saya bisa membuat garis, garis miring, garis datar, kemudian garis lengkung dan kemudian mempunyai gagasan untuk membuat sketsa wajah," paparnya.
Namun, kini kesetiaan sang istri dan support dari ke empat anaknya, serta keteguhan dan ketekunan, Destra Yana dalam merajut harapan melalui obsesinya membuat sketsa wajah, membuat dirinya kini banyak dikenal orang.
Sehingga, penunjukan dirinya oleh KLHK RI bukan hal mustahil, terlebih karyanya ini sudah diakui oleh banyak tokoh ternama di Indonesia dan bahkan hasil karyanya ini telah mendunia.
"Alhamdulilah awal mulanya memang luar biasa gitu ya, itu saya bilang itu skenario Allah, karena secara tiba-tiba saya dihubungi kementerian KLHK, diminta untuk menggambar menteri-menteri lingkungan hidup anggota G20 pada waktu itu oleh Pak dirjennya Pak Sigit Relianto, nah Pak Sigit Relianto itu diperintah oleh Ibu Menteri Siti Nurbaya," ungkap Yana.
Ia menyebut mungkin sudah suratan takdir bahwa perjalanan kreatif yang ia hadapi harus melalui beberapa rintangan dan tantangan.
"Mungkin sudah suratan takdir perjalanan kreatif sketsa terapi untuk terapi itu harus "Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu dapat keajaiban kemudian," kata dia.
Editor : ii Solihin