get app
inews
Aa Text
Read Next : Masa Tenang, Ketua KPU Garut : Tidak Ada Lagi APK Terpasang

7 Fakta Keseharian Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Korban Kurus Kering, Pesan Makanan 3 Bulan Lalu

Selasa, 15 November 2022 | 15:21 WIB
header img
Fakta keseharian satu keluarga yang tewas di Kalideres. Tubuh korban kurus kering, pesan makanan 3 bulan lalu. (Foto : MPI/Dimas Choirul)

KALIDERES, iNewsGarut.id - Keseharian satu keluarga yang tewas di Kalideres diungkap para tetangga dan warga sekitar. Setelah 3 minggu menjadi misteri, kini fakta-fakta terbaru soal kematian 4 orang dalam satu keluarga itu pun terbongkar.

Diberitakan sebelumnya, 4 mayat yang merupakan satu keluarga ditemukan di sebuah rumah di kawasan perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (12/11/2022) malam.

Keempat mayat tersebut beridentitas Rudyanto Gunawan (71) dan istrinya, Margaretha Gunawan (68), serta sang anak bernama Dian (40) dan ipar dari Rudyanto yaitu Budyanto Gunawan (69).

Hasil penyelidikan sementara polisi menyebutkan, 1 keluarga itu diduga tewas karena kelaparan, lantaran tidak adanya sari-sari makanan di lambung para korban.

Berikut beberapa fakta terbaru soal keseharian 1 keluarga tewas di Kalideres: 

1. Langganan Pesan Jamu

Seorang tukang jamu, berinisial R memberikan kesaksian soal keseharian 1 keluarga yang meninggal tak wajar di Kalideres. 

Sebelum dikabarkan tewas, R mengatakan, keluarga korban langganan membeli jamunya setiap sebulan sekali. 

Tukang jamu itu pun masih menyimpan nomor handphone Dian. R menjelaskan, keluarga itu sering memesan jamu kepada dirinya lewat pesan singkat.

Meski sering mengantar jamu, namun R tak pernah masuk ke area dalam rumah korban. Bahkan, dia hanya berdiri di depan pintu gerbang rumah.

Seingat R, ia terakhir kali mengantar jamu ke rumah korban saat pandemi Covid-19 awal Maret 2020 lalu. Setelah itu, korban tidak pernah membeli jamunya lagi.

"Pokoknya sejak corona (Covid-19, bu Dian gak pernah mesen jamu. Saya tahunya pas masih sehat aja. Pas abis corona itu gak pernah mesen jamu lagi," ungkap sang tukang jamu.

2. Keluar Rumah 2 Bulan Sebelum Tewas

Sebelum ditemukan tewas, anggota keluarga disebut terakhir kali keluar rumah sekira 2 bulan yang lalu,

Saat itu, tukang jamu berinisial R mengaku melihat korban Dian dan ayahnya, Rudiyanto sedang berjalan kaki membawa kresek hitam dari pasar menuju pulang ke rumahnya.

Meski sudah mengenal R, namun saat itu keluarga korban sama sekali tidak menyapanya. Hal itu membuat sang tukang jamu dan warga sekitar terheran-heran. Sosok korban yang awal dikenal memiliki pribadi yang ramah, seketika berubah menjadi cuek.

"Terus tukang bubur nanya ke saya, 'itu Dian kan mba' 'iya kata saya' 'kok diam aja ya?' iya. gitu. Biasanya kan dia negor "mba" gitu," imbuh R, saat ditemui di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (15/11/2022).

3. Pesan Makanan 3 Bulan Lalu

Seorang tetangga bernama Roy (33) menyebutkan bahwa keluarga tersebut dikena jarang bersosialisasi. Bahkan ia tidak mengetahui nama para anggota keluarga yang tewas tersebut. Roy mengaku hanya mengenali wajahnya.

"Namanya enggak tahu, saya cuma kenal muka saja. Memang mereka sangat tertutup, jarang keluar, gak pernah sosialisasi. Gak pernah kelihatan pas kegiatan warga," kata Roy.

Namun, karyawan restoran Roy sempat mengantarkan pesanan online kepada penghuni rumah tersebut sekitar 3 bulan lalu. Setelah itu, tidak terlihat lagi aktivitas keluarga korban.

"Dua atau tiga bulan lalu, karyawan restoran melihat dia pesan makanan online, ada yang datang. Habis itu gak pernah lihat lagi. Karyawan perempuan sekali doang lihat ibunya pakai daster," ungkap Roy.

4. Dikira Hendak Pindah Rumah

Sementara itu kepada polisi, tetangga mengaku sempat melihat keluarga itu sedang beres-beres barang, lantaran hendak pindah rumah.

"Sebelum keluarga ini (ditemukan tewas), ternyata sudah mengepak-ngepak barang untuk pindah," ujar Pasma, Kapolres Metro Jakarta Barat mengutip keterangan saksi.

Setelah itu, tidak terlihat lagi aktivitas dari para anggota penghuni rumah tersebut. Maka dari itu, para tetangga pun mengira keluarga tersebut sudah pindah rumah.

5. Pernah Minta Pinjam Rp50 Juta

Tukang jamu berinisial R mengungkapkan, anak pasutri lansia yang ikut tewas yaitu Dian (42) sempat minta meminjam Rp50 juta dari dirinya. Saat itu, korban beralasan uang puluhan juta itu akan digunakan untuk operasi salah satu kerabatnya. Namun korban tidak mengatakan kerabat siapa yang dimaksud. 

Tukang jamu itu pun sontak menyebut kalau dirinya juga tidak punya uang sebanyak itu. R pun menyarankan agar Dian meminjam uang ke bank dengan syarat jaminan sertifikat rumah.

Setelah itu, tukang jamu tersebut tidak lagi mengetahui kabar keluarga korban.

"Saya sempat bilang, Bu kalau duit segitu mending pinjam ke bank, ibu kasih jaminan apa gitu sertifikat rumah. Tapi dia (DF) bilang enggak punya jaminan. Udah saya dari situ enggak pernah ke sono-sono lagi saya," ungkapnya.

6. Tubuh Korban yang Tadinya Gemuk Jadi Kurus Kering

Di sisi lain, tukang jamu ungkap gelagat yang tak biasa dari korban bernama Dian. Korban yang tadinya berbadan gemuk, tiba-tiba jadi kurus, bahkan memiliki wajah pucat. 

"Dulu masih sehat lah, masih segar, masih cantik tinggi, Bu Dian juga masih gemuk," ucap tukang jamu.

"Tapi terakhir ketemu beda banget. Kayak orang lagi sakit. orang yang tadinya badannya gemuk gede tinggi, putih, cantik, badannya sampe kecil banget turun," tambahnya.

7. Diduga Anut Sekte Tertentu

Awalnya, keluarga tersebut diduga menganut sekte tertentu, yakni apokaliptik. Sekte ini percaya akan datangnya penghakiman Tuhan karena dunia ini sudah rusak dan akan digantikan oleh dunia baru.

Kasus soal sekte apokaliptik ini pernah menghebohkan dunia, ketika kelompok Heaven's Gate di Amerika yang dipimpin oleh Marshall Applewhite melakukan bunuh diri massal pada tahun 1997.

Bunuh diri massal ini dilakukan dengan sengaja tidak makan dan minum selama berbulan-bulan, hingga kemudian tewas karena kelaparan.

Namun polisi memastikan tak ada buku terkait sekte tertentu yang ditemukan di rumah keluarga korban.

Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi mengatakan, semua buku yang ditemukan penyidik tidak ada kaitannya dengan sekte apokaliptik atau sekte tertentu.

"Buku-buku ada, tapi enggak ada sekte-sekte. Masih dipelajari, bukan sekte kok, buku biasa," pungkas Avrilendi.

Editor : Hikmatul Uyun

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut