Penanganan Korban Kecelakaan Rombongan SMPN 3 Garut Dinilai Lamban, Orang Tua Siswa Protes

GARUT, iNewsGarut.id –Prosesi penyambutan rombongan siswa SMPN 3 Garut pada Senin (13/2/2023) petang kemarin diwarnai kericuhan. Kericuhan bermula dari amarah orang tua siswa, yang merasa penanganan terhadap anak mereka tak dilakukan secara maksimal.
Rombongan siswa SMPN 3 Garut sebelumnya dilaporkan menjadi korban kecelakaan di Jalan Daendels, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu 12 Februari 2023 malam. Salah satu bus yang mengangkut mereka terguling hingga menyebabkan rombongan mengalami sejumlah luka, saat mengantar pulang dari kegiatan study tour di Yogyakarta.
Salah satu orang tua, Sri, warga Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, menuturkan bila anaknya selama semalaman hanya diberi makan satu kali. Dia mengaku kesal dengan pihak yang bertanggung jawab menggelar study tour.
"Di UGD sapepeuting (di UGD semalaman). Dada sakit, sesek. Enggak dikasih makan, cuma dikasih makan jam 07.00 WIB pagi," tutur Sri.
Ia pun meminta agar anaknya dibawa ke rumah sakit. Padahal anaknya telah berada di ambulans, sementara mobil layanan kesehatan itu tak juga membawa ke rumah sakit.
Teriakan orang tua siswa ini sontak membuat para guru SMPN 3 Garut mencoba menenangkannya. Salah seorang guru bahkan memintanya untuk bersabar.
"Itu anak saya di ambulans sesek, cepat bawa ke rumah sakit. Saya ibunya, ibu guru bisa bilang kepada saya untuk sabar tapi saya tidak bisa. Semalaman saya tidak bisa tidur. Susah sekali dari tadi, tidak dibawa ke rumah sakit karena (sopir) ngobrol saja," ujarnya.
Seorang pria yang juga sebagai orang tua siswa menyesalkan dengan tindakan penyambutan yang terkesan bersifat seremonial. Menurutnya, langkah yang seharusnya diambil penyelenggara dan pemerintah adalah segera membawa para siswa yang mengalami luka ke rumah sakit.
"Kenapa dibawa ke sini (sekolah), keselamatan anak terlebih dahulu. Untuk apa ada rumah sakit," ungkapnya kesal.
Menanggapi protes orang tua siswa terkait pelayanan medis pada korban kecelakaan, Kepala SMPN 3 Garut, Agus, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya maksimal. Menurutnya, sejak kabar kecelakaan terjadi, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait agar penanganan berlangsung baik.
"Kami dapat memaklumi jika ada orang tua yang demikian oleh sebab kekhawatiran terhadap anaknya. Tenaga medis telah disiapkan, tapi sehebat apapun tenaga medis jika tidak didukung dengan ketertiban orang tua, ya bagaimana mungkin. Terkait keberangkatan ambulans, ambulans itu baru bisa berangkat setelah semua siap," kata Agus.
Sebelumnya, Wakil Bupati Garut Helmi menyatakan pemerintah daerah akan menanggung seluruh biaya pengobatan peserta rombongan yang menjadi korban luka. Dia menyebut jumlah korban luka dalam kecelakaan itu mencapai 17 orang.
"Ke-17 orang ini luka ringan sampai sedang. Ini sekarang diperiksa lagi, ternyata ada yang diduga patah, diduga keseleo, memar dan lainnya, harus diperiksa lagi. Ada yang luka dalam," kata Helmi Budiman.
Menurutnya tim medis bersama pihak sekolah masih melakukan pemantauan dan pengobatan bagi para korban luka. Ia juga mempersilakan jika ada korban lain dalam rombongan di luar ke-17 orang yang terdata pemerintah untuk melapor.
"Selanjutnya biaya ditanggung pemerintah, Pemkab Garut. Dari Jasa Raharja nanti diurus," ucapnya.
Editor : ii Solihin