GARUT, iNewsGarut.id – Pariwisata berkelanjutan harus memihak pada berbagai hal di daerah. Salah satunya pemihakan pariwisata dalam sektor ekonomi.
Pada bidang ekonomi, pariwisata mesti mendukung pemerataan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat dan terciptanya lapangan pekerjaan disertai iklim usaha yang baik.
"Dalam konteks ekonomi, pariwisata harus pro growth dalam artian mendukung pertumbuhan, pro jobs atau menciptakan lapangan pekerjaan," kata Anggota DPR RI dari Komisi X, Ferdiansyah, Minggu (9/4/2023).
Dengan demikian, tambahnya, pariwisata mendukung upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Di sektor budaya, pariwisata harus memberikan perhatiannya dalam pelestarian lingkungan yang didukung oleh penegakan aturan.
"Pariwisata juga harus pro environment dalam pelestarian lingkungan yang didukung pro law atau penegakan aturan oleh hukum," ujarnya.
Keberpihakan pariwisata dalam berbagai aspek tersebut mesti diperhatikan Kabupaten Garut, karena daerah ini telah menjadikan wisata sebagai kegiatan inti bisnisnya, selain pertanian yang selama ini telah berjalan.
Pembahasan mengenai kepariwisataan di Kabupaten Garut ini setidaknya mencuat dalam sebuah diskusi yang bertema Kolaboraksi dalam Meningkatkan Hubungan Kerja Sama antara Mitra Kerja, di Ballroom Kassiti Fave Hotel, Jumat (7/4/2023) lalu. Saat itu, peran serta berbagai sektor turut dibahas karena pariwisata tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan pihak terkait lain.
Rulli Nasrullah, Konsultan Media Digital Public Relation, memaparkan strategi promosi produk pariwisata melalui media sosial. CEO imajinaxi.com itu menyampaikan penguatan konten narasi dan desain melalui medsos, yang menitikberatkan pada strategi.
"Dalam upaya mempromosikan produk tidak hanya menampilkan informasi semata, namun harus memperhatikan sisi value atau nilai. Sisi inilah yang masih dilewatkan," kata Rulli Nasrullah.
Ia pun menjelaskan pentingnya branding dalam pariwisata, sebagai proses untuk membangun kepedulian dari masyarakat. Menurutnya, branding bisa dilakukan melalui media sosial.
"Untuk melakukan promosi dan pemasaran diperlukan konten yang menarik dan membuat penasaran. Kemudian, branding yang diciptakan tidak hanya oleh postingan atau konten yang dibuat oleh pemilik sebuah produk atau perusahaan, tetapi juga diciptakan oleh perbincangan khalayak," jelasnya.
Dia juga mengungkapkan sebuah metode dalam menulis konten media sosial, yaitu melalui metode KAJI. KAJI sendiri memiliki akronim Ketertarikan, Arahkan, Jelaskan, dan Ingatkan.
"Konten jualan langsung sudah terlalu banyak. Maka berikan cerita atau story telling yang lebih bersahabat, tujuannya agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat selaku target dari produk wisata itu sendiri," katanya.
Editor : ii Solihin