GARUT, iNewsGarut.id – Antraks atau Anthrax merupakan penyakit yang saat ini tengah merebak di daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Bahkan, dikabarkan pula bahwa penyakit Antraks ini telah menewaskan tiga orang warga desa setempat. Penyakit yang baru terjadi sejak lima tahun terakhir ini membuat para warga masyarakat di sana merasa resah.
Lantas apakah yang disebut dengan penyakit Antraks? Berikut ini rangkuman informasi terkait penyakit Antraks.
Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, Antraks yaitu penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri gram positif berbentuk batang yang dikenal sebagai Bacillus anthracis. Penyakit tersebut terjadi secara alami di tanah dan umumnya mempengaruhi hewan pemakan domestik dan hewan liar di seluruh dunia.
Kementerian Kesehatan RI, dikutip pada Jum'at (7/7/2023), menjelaskan bahwa penyakit Antraks awalnya memang menyerang hewan pemakan rumput dan hewan liar, namun penyakit ini pun dapat menyerang manusia dan bersifat zoonosis.
Bagaimana Antraks Menyerang Manusia?
Saat berada di luar tubuh, bakteri Antraks membentuk lapisan pelindung yang keras yang disebut spora. Dalam bentuk sporanya, penyakit Antraks sulit untuk dibunuh. Penyebaran penyakit Antraks dimulai melalui hewan domestik yang menelan atau menghirup spora yang terkontaminasi pada air, tumbuhan, maupun tanah.
Kemudian, hewan yang telah terinfeksi itu akan menularkan penyakit Antraks pada manusia yang melakukan kontak, baik bersentuhan langsung dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi maupun mengonsumsi daging hewan tersebut.
3 Jenis Penyakit Antraks Menurut Penularan
Menurut penularannya, penyakit Antraks terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya adalah Anthrax Cutaneous (kulit), Anthrax Inhalations (paru), dan Anthrax Gastrointestinal (usus).
Ketiga penyakit Antraks tersebut menyebabkan gejala yang cukup parah dan berbeda-beda. Bahkan, untuk jenis penyakit Anthrax gastrointestinal dapat menyebabkan 25-60 persen penderita meninggal dunia.
Perlu diingat, apabila mencurigai seseorang terserang penyakit Antraks khususnya Antraks Gastrointestinal, segera cari pertolongan dan bantuan dari tenaga medis.
Gejala Klinis Penyakit Antraks
Ketiga jenis penyakit Antraks yang disebutkan tadi dapat menimbulkan gejala yang cukup parah dan dampak berbeda-beda. Berikut penjelasannya.
Pertama, Antraks Cutaneous (Kulit)
Gejala Anthrax Cutaneous (kulit) ini muncul ketika manusia menyentuh produk dari hewan yang terkontaminasi seperti wol, tulang, ataupun rambut. Gejala yang muncul apabila terjangkit penyakit Antraks kulit ditandai dengan penderitanya mengalami rasa gatal pada kulit dan muncul benjolan semacam bentol yang ada di permukaan kulit.
Dalam satu atau dua hari, benjolan tersebut akan berubah menjadi lepuh, kemudian menimbulkan bisul yang tidak terasa sakit dengan area hitam di tengahnya.
Kedua, Antraks Inhalations (Paru)
Antraks Inhalations (paru) menyerang manusia apabila mereka menghirup spora bakteri Antraks. Gejala yang muncul diawali dengan adanya gejala mirip flu (batuk, demam, nyeri otot).
Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama dua hingga tiga hari, kemudian menghilang lalu muncul kembali dengan mengakibatkan masalah paru-paru yang parah, kesulitan bernapas, dan syok. Antraks paru ini pun dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya meningitis.
Ketiga, Anthrax Gastrointestinal (Usus)
Anthrax Gastrointestinal (usus) dapat terjadi ketika manusia mengonsumsi daging dari hewan yang sakit atau terkontaminasi bakteri Antraks. Gejala yang muncul dimulai dengan mual, kehilangan nafsu makan, muntah, dan demam.
Gejala tersebut kemudian diikuti dengan sakit perut, muntah darah, dan diare parah. Akibatnya, Antraks usus ini juga dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar limfe leher dan sekitarnya.
Pencegahan Penyakit Antraks
Penyebaran penyakit Antraks hanya melalui hewan dan bukan manusia, pencegahan penyakit Antraks ini dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi serta monitoring hewan yang masuk dan keluar pada daerah setempat. Lalu, melaporkan jika ada hewan yang terlihat sakit atau mati mendadak karena mengeluarkan darah.
Selain itu, pencegahan lain yang dapat dilakukan yakni dengan cara mengasingkan, tidak menyembelih, ataupun mengonsumsi hewan yang diduga terkena penyakit Antraks.
Itulah beberapa informasi terkait penyakit Antraks yang perlu diketahui. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan diri masing-masing dengan melakukan pencegahan tersebut.
Editor : ii Solihin