"Tapi harus disadari juga bahwa penyebutan desa wisata itu tidak sesederhana pada prakteknya. Diperlukan sebuah transformasi budaya berbeda dengan wisata desa yang sudah terbangun suasana wisata desanya secara alamiah," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan pada Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif (Kemenparekraf), Frans Teguh, menjelaskan sosialisasi yang diberikan bertujuan agar SDM desa wisata meningkatkan inovasi dan kreativitas mereka.
"Tujuannya adalah bagaimana kita menciptakan desa wisata itu menjadi desa wisata yang mandiri," ucap Frans Teguh.
Ia menambahkan, sejak pandemi Covid-19 tren wisata saat ini berubah. Menurutnya, hal ini sangat potensial untuk mengembangkan desa wisata.
"Misalnya, dulu orang tua mengajak anak-anak hiburan itu ke mal, namun saat pandemi mulai bergeser. Sekarang para orang tua mengajak serta anak-anak dan keluarganya ke desa untuk berwisata," kata Frans.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait