GARUT,iNewsGarut.id – Kolaborasi produsen cokelat asal Garut, PT. Tama Cokelat Indonesia, bersama film Lara Ati merupakan salah satu cara lain untuk mempromosikan produk.
Hal itu diungkapkan oleh Owner PT. Tama Cokelat Indonesia, Kiki Gumelar, yang menginginkan UMKM bisa berkolaborasi dengan sineas perfilman, selain antar produk dan brand.
"Apapun produk yang kita promosikan, intinya kolaborasi ini akan menjadi impact penjualan termasuk berdampak pada ekonomi daerah. Ketika kami bekerja sama dengan pihak film, saya sangat senang dan bangga bisa memberi contoh pada para UMKM di Garut bahwa ada cara lain untuk mempromosikan produk kita," ungkap Kiki, pada MNC Portal Indonesia (MPI) belum lama ini.
Selain dengan film, Kiki menyebutkan, produknya pernah berkolaborasi dengan Kitkat, sebuah brand cokelat perusahaan dunia milik Nestle beberapa bulan yang lalu. Kolaborasi bersama perusahaan asal Swiss itu melahirkan sebuah produk kuliner baru, yakni Cokelat Break Maximal.
Produk ini memadukan dua unsur khas yang dimiliki Indonesia dan Eropa, yakni cokelat serta dodol Garut dan waffer renyah Kitkat. "Kolaborasi ini dibangun dengan semangat kreativitas dengan menghasilkan produk unik perpaduan cokelat isi dodol dengan KitKat sehingga menjadi akselerator mendorong kebangkitan ekonomi pascapandemi," jelasnya.
Tak hanya itu, program kerja sama dari perusahaan lokal Garut tersebut sudah dilakukan juga di sejumlah negara lain. Yang terbaru, Chocodot telah menjalin kerja sama seperti transfer pengetahuan pembuatan hingga pengiriman bahan mentah cokelat dengan salah satu perusahaan asal Maladewa.
Kolaborasi dengan sejumlah brand yang menyasar wisatawan dalam dan luar negeri juga telah berjalan, dengan menggunakan nama brand khas Jepang dan Inggris. Tentunya produk ditawarkan sebagai oleh-oleh ketika wisatawan kembali ke negaranya masing-masing.
Kiki menambahkan, saat ini produk cokelat buatannya sudah menyebar di berbagai daerah yang ada di pulau Jawa dan Bali. "Kami ingin melakukan pengembangan penjualan ke daerah-daerah lainnya. Akan tetapi keinginan itu baru rencana, karena kami harus berjaga-jaga oleh sebab naiknya harga bahan baku dan biaya transportasi," ujarnya.
Keuntungan produk Chocodot, menurut Kiki, hingga saat ini tidak memiliki kompetitor. Bila dibandingkan dengan merk-merk cokelat yang ada di pasaran, Chocodot memiliki perbedaan segmen, claster dan pangsa pasar.
"Produk kami larinya ke tradisi oleh-oleh jadi tidak bergesekan dengan produk serupa yang daily consumer. Walaupun produk kami sekarang sudah masuk ke pusat perbelanjaan, kami tetap segmennya di oleh-oleh, " tandasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait