Perwira tinggi TNI AD yang sejak 31 Januari 2022 menjabat Pangdam III/Siliwangi itu memaparkan, dampak dari berkurangnya kesuburan tanah mengakibatkan masyarakat mencari unsur hara ke dataran tinggi atau pegunungan. Ia menilai pengolahan lahan di pegunungan berpotensi menimbulkan bencana alam.
"Makanya kita ajak ke bawah kembali, mengubah lahan yang rusak agar bisa ditanami kembali dengan teknologi yang Kodam III/Siliwangi miliki," kata Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Teknologi itu adalah Mikroba Bios 44 yang dapat mengubah lahan tak produktif menjadi produktif kembali. Teknologi Bios 44 ini juga diklaim dapat dikembangkan di sektor perikanan.
"Untuk ketahanan pangan, yang jelas peningkatan efisiensi waktu, yang biasanya hasil pertanian sekira 3-4 ton, sekarang bisa naik jadi 6-7 ton. Lalu waktu ikan panen biasanya 4 bulan, sekarang menjadi 2 bulan," ungkapnya.
Dengan demikian, harga komoditi di masyarakat akan rendah. Selain itu tingkat produksi di masyarakat pun menjadi tinggi.
"Harga tidak akan mahal, karena masyarakat punya produksi. Intinya masyarakat mem utuhkan rolling yang cepat," katanya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait