Azis juga membandingkan harga kacang kedelai impor pada tahun-tahun sebelumnya. Dahulu, harga kacang kedelai terbilang stabil.
"Dulu itu kalau naik paling Rp50 per kg, dan setelah naik harganya akan stabil selama beberapa bulan setelahnya. Kalau sekarang kenaikannya antara Rp200 hingga Rp300 per kg, dengan jarak waktu yang pendek bisa seminggu sekali bahkan nyaris tiap hari," ungkapnya.
Terhentinya produksi dan melonjaknya harga kacang kedelai setidaknya telah membuat tempe serta tahu di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Garut menghilang. Dua komoditas yang berbahan dasar kacang kedelai ini terpantau kosong di beberapa pasar seperti Pasar Cikajang, Pasar Bayongnong, hingga Pasar Kadungora.
Jika pun tersedia, tempe dan tahu akan cukup mahal untuk didapat. Wakil Ketua DPD Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Garut Agus F Tura, membenarkan bila penjual tahu tempe di Pasar Cikajang memilih tidak berjualan.
Agus yang juga menjabat ketua IWAPPA Pasar Cikajang ini menjelaskan bahwa para pedagang dihadapkan risiko merugi jika mereka tetap nekat berjualan.
"Penjual Tahu Tempe di Pasar Cikajang mogok jualan dari pada mereka rugi. Hal ini berlaku sama dengan pasar tradisional lainya, contoh Bayongbong dan Kadungora banyak yang tidak jualan," ujar Agus.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait