Persetubuhan itu terjadi saat rumah dalam keadaan sepi, saat kedua adik korban tidak ada di rumah atau sedang tidur. Korban pun tak menolak ajakan tersangka yang merupakan ayahnya sendiri karena tak memiliki pengetahuan tentang hubungan seksual.
"Tidak ada paksaan atau ancaman, karena korban tak mengetahui pengetahuan seksual dan mengira hal itu merupakan bentuk dari kasih sayang. Namun rupanya kasih sayang yang sangat berlebihan," ucapnya.
Persetubuhan itu sendiri tidak membuat korban hamil karena ia belum mengalami masa menstruasi. "Air maninya sudah masuk ke dalam tapi tidak terjadi pembuahan," katanya.
Persetubuhan ini sendiri diketahui setelah korban menceritakan perbuatan bejat AK pada paman dan bibinya di Garut. Seluruh keluarga besar mereka pun bereaksi keras, dan membawa kembali korban serta kedua adiknya kembali ke KBB.
"Saat ini, korban tinggal bersama neneknya di KBB," ucapnya.
Atas perbuatannya, AK dijerat Pasal 76 D jucto pasal 81 ayat 1, 2 dan 3 UU tentang Perlindungan Anak, dan atau pasal 76 E juncto Pasal 82 ayat 1 dan 2 UU tentang Perlindungan Anak. Tersangka terancam hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun.
"Tersangka juga ditambah satu pertiga hukuman, karena korban merupakan anak di bawah umur," pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait