Akibat penyerobotan penumpang ini, keluhnya, penghasilan para sopir angkot turun drastis. Apalagi tarif yang dipungut bus jauh lebih kecil dari angkot, yakni sebesar Rp2.000 untuk karyawan pabrik.
"Sementara angkot memungut tarif sebesar Rp5.000. Banyak diantara kami yang harus setor nombok ke majikan," katanya.
Beruntung aksi sweeping para sopir angkot ini tidak berlangsung lama. Mereka berhasil diredam pengurus kelompok sub unit Organda Kabupaten Garut.
Hingga berita ini ditulis belum ada tanggapan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Garut. Pesan singkat yang dilayangkan kepada Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Garut Asep Jaelani pun belum mendapatkan balasan.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait