GARUT, iNewsGarut.id – Lokakarya Penyusunan Kurikulum Pelatihan Komunikasi Perubahan (KPP) bagi tokoh agama (Toga) di Kabupaten Garut, digelar oleh Yayasan Cipta dan Tanoto Foundation yang berlangsung di Aula Sekretariat Daerah (Setda) Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (13/04/2023).
Rhiza Caesari Kristata, selaku Senior Program Officer Yayasan Cipta, ia menyampaikan, jika kegiatan kali ini merupakan pertemuan awal dari rangkaian yang akan dilaksanakan dalam peningkatan kapasitas untuk tokoh agama di Kabupaten Garut.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan penyusunan kurikulum yang diharapkan akan menjadi dasar untuk kemudian mengembangkan modul maupun alat untuk pelatihan maupun peningkatan kapasitas pada tokoh agama ini," ujarnya.
Dijelaskannya, Kabupaten Lombok Barat memberikan referensi kurikulum dan modul kepada Kabupaten Garut, yang tokoh kuncinya cukup relevan dengan Kabupaten Garut dalam rangka penyusunan kurikulum ini.
Rizha berharap Kabupaten Garut mampu membuat kurikulum dan modul yang disesuaikan dengan kekhasan Kabupaten Garut. "Sehingga sasaran komunikasinya bisa lebih efektif, lebih tepat sasaran gitu ya, untuk menjawab tantangan maupun permasalahan yang ada di Kabupaten Garut," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Heni Juliani selaku Subkoordinator (Subkor) Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut selama ini terus melakukan perubahan perilaku di bidang penanganan, pengurangan, dan pencegahan stunting di Kabupaten Garut.
Menurut Heni, penyesuaian perilaku terkait stunting harus melalui beberapa tahapan, mulai dari tahu, mau, mampu, serta mandiri. Menurut penilaiannya, warga Kabupaten Garut baru pada tahap tahu dan mau.
"Jadi kami mengucapkan terima kasih kepada Tanoto ya mungkin dengan Yayasan Cipta juga, dimana ada kepedulian ke Kabupaten Garut, mudah-mudahan nanti dengan adanya Tonoto dan Yayasan Cipta di sini lebih meningkatkan dari yang tadinya tahu (dan) mau menjadi mampu, mampu untuk berdiri sendiri untuk menjaga kesehatannya," paparnya.
Sementara itu, Penyuluh Agama dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Hafidz, menyebut jika Kantor Kemenag Garut memiliki 390 penyuluh agama, dengan 340 orang diantaranya merupakan penyuluh agama non Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tersebar di Kabupaten Garut.
Menurutnya, para penyuluh agama tadi diberikan pengarahan dan penugasan khusus untuk menyampaikan materi terkait stunting pada saat majelis taklim dan khutbah Jum'at, guna ikut serta dalam penanganan, pengurangan, dan pencegahan stunting di Kabupaten Garut.
"Setiap kali majelis taklim senantiasa disisipi termasuk dalam khutbah Jum'at, dengan langkah real seperti itu diharapkan kontribusi peran aktif di Kementerian Agama itu bisa memberikan sumbangsih kontribusi dalam rangka penurunan angka stunting khususnya di Kabupaten Garut," pungkas Hafidz.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait