"Sudah diingatkan kepada petugas haji terutama petugas kesehatan untuk senantiasa terus mengawasi memantau kesehatan oleh jamaah haji," harapnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Garut yang akan menjemput para jamaah haji untuk senantiasa tertib dan menjaga barang bawaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, salah seorang jamaah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ummul Quro, Dadang Haeruman, menuturkan jika perjalanannya melaksanakan ibadah haji berjalan lancar dan tidak menemui halangan apapun. Ia menilai para petugas dari KBIH, petugas yang mengelola tentang haji, petugas kesehatan, hingga petugas dari Kemenag selalu kompak dan selalu memfasilitasi dirinya selama menjalankan ibada hadi di tanah suci.
"Selalu memfasilitasi kami di sana sampai kita melakukan Arbain ke Madinah, di Madinah juga di sana banyak ketemu (petugas), kita sangat mudah ada banyak pelayanan dari tenaga kesehatan (dan) dari tenaga haji dari sana," tuturnya.
Ia juga mengisahkan bahwasanya ketika dirinya di Arafah, jamaah haji dilarang untuk keluar dari tenda karena cuaca yang sangat ekstrem, bahkan suhunya diperkirakan mencapai 49 sampai 52 derajat celcius.
"Waktu di Arafah itu kita memang dilarang untuk keluar dari tenda karena sangat ekstrem, itu terjadi 15 tahun sekali dan kemarin tanggal 9 itu waktu di Arafah itu terpanjang selama 15 tahun sekali, jadi siangnya yang terpanjang, suhunya waktu itu perkiraan antara 49 sampai 52 derajat celcius kalau suhunya," tandasnya.
Ia berharap ke depan para petugas haji bisa terus meningkatkan lagi kapasitas dan kualitasnya, meski begitu ia menilai apa yang sudah dilakukan oleh para petugas sudah maksimal.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait