"Alhamdulillah memang tidak terjadi gangguan yang membahayakan, hanya memang ada (beberapa warga yang memiliki) penyakit bawaan yaitu asma yang memang perlu dilakukan pemeriksaan lebih intens," tuturnya.
Atas kejadian hal ini, pihaknya mengimbau masyarakat untuk bisa melakukan pengelolaan sampah atau pengurangan sampah di rumah masing-masing, agar TPA ini tidak menjadi ketergantungan utama, dengan harapan sampah bisa selesai di tingkat rumah tangga.
"Karena memang diharapkan dengan sampahnya selesai di tingkat rumah tangga, nanti terjadi pengurangan bahkan hilang terkait dengan adanya pengangkutan ke TPA,"bebernya.
Adapun pemicu kebakaran di TPA Pasirbajing, kata Jujun, diduga akibat adanya pembakaran oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang sampai saat ini belum diketahui.
"Ada oknum yang sengaja membakar sampah di TPA Pasirbajing, dan sampai saat ini belum diketahui masih dalam penyelidikan,"katanya.
Dengan adanya hal itu, Beberapa tempat penampungan sementara (TPS) sampah di wilayah perkotaan sempat mengalami keterlambatan pengangkutan oleh armada pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, keterlambatan tersebut disebabkan karena adanya penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing oleh warga setempat.
Penutupan oleh warga berimbas dari kepulan asap yang disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di TPA Pasirbajing beberapa waktu lalu. Meski demikian, sejak pukul 10 pagi tadi, warga setempat sudah membuka kembali akses ke TPA Pasirbajing, dan armada dari DLH Garut bisa kembali membuang sampah ke TPA tersebut.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait