GARUT, iNewsGarut.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KEMA) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yasa Anggana Garut, menggelar acara Semiloka Membangun Ekonomi Masyarakat Kabupaten Garut.
Dengan mengusung tema "Strategi Pengembangan Generasi Muda Ekonomi Kreatif dalam Rangka Meminimalisir Pengaruh Paham Ekstrimisme", kegiatan seminar dan lokakarya (Semiloka) tersebut berlangsung di aula Kampus 1 STIE Yasa Anggana Garut, Sabtu (2/12/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswi se-Kabupaten Garut dengan masing-masing perwakilan lima orang dari setiap perguruan tinggi.
Ketua pelaksana, Nur Khopifah mengatakan, kegiatan Semiloka ini memiliki maksud dan tujuan mengajak para mahasiswa untuk bisa berfikir kreatif.
Menurut dia, seiring perkembangan zaman yang sudah melesat, ekonomi kreatif memang harus bisa dikembangkan dan juga harus bisa meminimalisir gangguan-gangguan negatif.
"Seperti adanya paham ekstremisme yang akan merujuk pada radikalisme, karena salah satu penyebab munculnya paham-paham tersebut yaitu dari segi ekonomi," jelas Nur Khopifah.
Presiden mahasiswa (Presma) BEM-KEMA STIE Yasa Anggana Garut, Mumtaz Syamil Apip, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para mahasiswa dan mahasiswi se-Kabupaten Garut yang sudah hadir dalam kegiatan Semiloka ini.
"Kepada mahasiswa dan mahasiswi se-Kabupaten Garut saya ucapkan selamat datang di kampus kami. Alhamdulillah kegiatan Semiloka ini berjalan dengan baik," ucapnya.
Mumtaz berharap, dengan digelarnya Semiloka ini dapat memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2045 mendatang.
Dalam kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri, diantaranya Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Garut, dan dari Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan PR STIE Yasa Anggana Garut.
Dalam pemaparan materinya, Kepala Bakesbangpol Garut, Nurrodhin, mengatakan bahwa pemicu munculnya kelompok radikal adalah karena sempitnya pemahaman terhadap agama, ketidakpuasan atas kinerja pemerintahan, dan faktor ketidakadilan ekonomi.
"Strategi untuk meminimalisir adanya paham-paham tersebut adalah dengan menumbuhkan kembali kesadaran mereka tentang agama, memperkuat ekonomi masyarakat dengan berbagai program, dan juga dalam pelaksanaannya perlu hadirnya pemerintah dan kelompok-kelompok tertentu yang bersangkutan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat," paparnya.
Sementara itu, Kepala Disparbud Garut, Agus Ismail, dalam penyampaian materinya menyebut bahwa generasi saat ini adalah pemimpin di masa yang akan datang.
"Generasi muda saat ini adalah pemeran dari perwujudan visi Indonesia emas di 2045. Generasi muda harus mampu menciptakan inovasi dan solusi baru dalam dunia digitalisasi yang terus berkembang sampai saat ini," kata Agis sapaan akrab Kadisparbud Garut.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan PR STIE Yasa Anggana Garut, Nita Eldiani, menyampaikan bahwa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari paham ekstremisme di kalangan mahasiswa adalah dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan.
"Upaya pencegahan paham ekstremisme memang bisa dilakukan oleh mahasiswa dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan," ujarnya.
Ia berharap, semoga dengan adanya Semiloka ini bisa memberikan output kerjasama antara mahasiswa dengan pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan paham-paham yang akan menjerumus ke dalam terorisme.
Semiloka dilanjutkan dengan acara pentas seni yang menampilkan penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) STIE Yasa Anggana Garut.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait