Adapun topik yang dibahas dalam diskusi tersebut terkait strategi penanggulangan hoaks dan SARA, guna mencegah konflik pasca Pemilu 2024 dalam rangka terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif, dengan objek yaitu Polres Garut, Polres Kota Tasikmalaya, dan Polres Kabupaten Tasikmalaya, serta sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan TNI-Polri dalam pengamanan Pemilu.
Menurut Kombes Pol Saeful Anwar, salah satu dari tiga siswa Sespimti yang turut serta dalam diskusi, koordinasi terkait penyelenggaraan Pemilu di Garut berjalan dengan baik, menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif. Hasil diskusi diharapkan akan menjadi pembelajaran penting terkait cara penanganan dan antisipasi permasalahan dalam Pemilu.
Jika pun ada riak, imbuh Kombes Pol Saeful, Pemkab Garut bersama aparat, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat mampu mengendalikan hal tersebut dengan baik.
Hasil dari diskusi dengan sejumlah responden ini akan dijadikan bahan pembelajaran serta penelitian yang bermanfaat khususnya terkait cara penanganan dan antisipasi permasalahan dalam Pemilu.
"Apalagi kan ke depan ada pilkada. Kami ini siswa suatu saat mungkin akan menduduki jabatan tertentu, dari pengalaman ini kami bisa mengadopsi buat pembelajaran kami di masa depan," ungkapnya.
Selain itu, Kombes Pol Saeful Anwar menyatakan bahwa diskusi ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperoleh informasi penting yang terjadi selama Pilpres 2024. Salah satunya adalah pesan agar pemilik akun media sosial atau influencer di Kabupaten Garut perlu diberi pembinaan guna mencegah penyebaran hoax.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait