GARUT, iNews.id – Pengusaha tahu di Desa Suci, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, menjerit dengan mahalnya bahan baku kedelai yang terus merangkak naik.
Karwati (55), salah seorang pengusaha tahu mengaku frustasi dengan naiknya bahan baku tahu dan tempe tersebut.
"Lebih baik berhenti, mending kuli saja kalau ada, sepertinya akan berhenti usaha tahu kalau naik terus harganya," ucap Karwati, Senin 21 Februari 2022.
Menurutnya, harga kedelai beberapa bulan yang lalu berada dikisaran Rp. 7.200 per kg, sedangkan saat ini harganya sudah mencapai Rp. 11.250 per Kg.
Karwati menambahkan, akibat terus naiknya harga kedelai, di sekitar tempatnya sudah ada beberapa pengusaha tahu yang terpaksa harus gulung tikar.
"Sekarang sudah banyak yang berhenti, disini saja sudah ada 3 orang yang berhenti produksi tahu," tambahnya.
Karwati mengaku, dengan terus naiknya harga kedelai, keuntungan yang didapat sangat minim dan tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan, sehingga ia terpaksa mempekerjakan anaknya untuk menghemat pengeluaran.
"Sekarang saya dibantu sama anak saja, kalau dulu saya punya pegawai, cuma sekarang sudah tidak punya karena karena tidak terbayar," ujarnya.
Sementara itu, Neng Yuyun (47) Pengusaha tahu lainnya mengaku, kenaikan harga kedelai berpengaruh terhadap omset yang didapat setiap harinya.
"Dengan naiknya harga kedelai berpengaruh juga terhadap omset yang didapat, sekarang jualan sepi apalagi dengan adanya pandemi," tuturnya.
Para pengusaha tahu ini berharap, ada solusi dari Pemerintah untuk mengatasi persoalan mahalnya harga kedelai.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait