Pemakaian sarung, khususnya Sarung Tenun Majalaya, adalah bentuk penghormatan terhadap warisan budaya sekaligus dukungan terhadap program BBI dan BBWI (Bangga Berwisata di Indonesia). Ia juga mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
"Kerja keras dan kebersamaan ini menunjukkan semangat sareundeuk saigeul, sabobot sapihanean, yaitu semangat kebersamaan yang menjadi kunci dalam membangun Jawa Barat menjadi provinsi termaju dan berbudaya," jelasnya.
Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, menambhakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan melestarikan budaya tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha tenun di Jawa Barat.
Kegiatan ini melibatkan sekira 30 ribu orang lebih se-Jawa Barat yang berpartisipasi, dan di Kabupaten Garut sendiri tidak kurang dari 1.750 ASN baik di lingkup SKPD maupun kecamatan yang ada di lingkungan Pemkab Garut.
"Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten penghasil tenun yang cukup bagus dan sangat terkenal khususnya tenun sutra dan ini sangat berpotensi untuk terus didorong dan dikembangkan di Kabupaten Garut," jelas Ridwan.
Terkait keinginan Pj Bupati Garut untuk pemecahan rekor pemakaian batik garutan, Ridwan menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan perajin batik setempat agar kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan.
"Semoga dengan adanya rencana kegiatan ini dapat lebih mendukung dan mendorong bagi para pelaku usaha batik Garutan dan dapat lebih mempromosikan keberadaan Batik Garutan di berbagai wilayah khususnya promosi di tingkat nasional dan juga internasional," tandasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait