GARUT, iNews.id – Batu Fosil Cikolak yang hanya ditemukan di wilayah Kabupaten Garut, sempat mati suri dan banyak digandrungi oleh penggemarnya sekitar pada tahun 2014 hingga 2015 lalu. Tak tanggung-tanggung, harga yang ditawarkan untuk batu fosil tersebut bisa mencapai belasan juta rupiah.
Namun, tren batu akik ini mulai memudar, harganya pun turun drastis dibandingkan lima tahun yang lalu.
Keindahan batu akik Cikolak Garut, yang berasal dari Gunung Cikolak yang merupakan lokasi tempat pertama kali batu itu ditemukan, yakni di lereng pegunungan Cikolak yang berada di kawasan Kecamatan Pendeuy.
"Batu ini memiliki kelebihan, karena bisa berubah warna layaknya batu bacan. Namun ada lebihnya misal dari warna biru langit berubah menjadi warna hijau botol, dari warna kunimg berubah menjadi warna hijau muda, bahkan dari warna hijau berubah menjadi warna solar," ungkap Atok, salah kolektor batu akik di wilayah Kecamatan Peundeuy, Senin (21/3/2022).
Kemudian, Atok menuturkan, batu akik Cikolak ini merupakan batu yang bukan dihasilkan dari bebatuan, melainkan hasil dari fosil kayu sehingga memiliki keunikan tersendiri terkhusus pada warna.
"Kita dapat menyaksikan indahnya batu akik Cikolak yang dimana materialnya bukan berasal dari bebatuan, melainkan dari fosil kayu dan disitu ada keunikan tersendiri.
Warnanya bisa berubah-ubah tanpa bisa diprediksi. Selain itu, warga setempat mempercayainya batu tersebut bertuah," terangnya.
Sementara itu, Didin, salah satu pengrajin batu akik, saat ditemui iNews.id di kediamanya di Kampung Ciudian, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, ia mengatakan, batu akik di wilayahnya kini mulai digandrungi lagi, terbukti banyak orang yang menggosok batu di tempatnya.
"Dulu sempat redup hampir 4 tahun sekarang sudah mulai rame kembali banyak masarakat yang datang kesini membawa bongkahan batu untuk di bentuk cincin dan liontin," pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait