Pertunjukan Wayang Golek Jadi Sarana Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Garut

Hendrik Prima
Pertunjukan wayang golek di alun alun Kecamatan Limbangan Garut. Foto iNewsGarut.id/Hendrik Prima.

GARUT, iNewsGarut.id – Pemerintah terus menggencarkan upaya sosialisasi program prioritas nasional melalui pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat. Salah satunya dengan menggelar pertunjukan wayang golek sebagai media edukasi, seperti yang dilakukan di Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, dalam rangka menyosialisasikan program Makan Bergizi Gratis. Jum'at malam (20/6/2025).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia sebagai bagian dari strategi komunikasi publik untuk memperkenalkan dan menanamkan pemahaman kepada masyarakat mengenai manfaat program makan bergizi gratis. Program ini merupakan salah satu inisiatif Presiden RI untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.

Dalam acara tersebut, masyarakat tampak antusias menyaksikan pertunjukan seni tradisional khas Sunda, yaitu wayang golek. Tidak hanya menyuguhkan hiburan, pementasan ini juga disisipkan pesan-pesan edukatif yang menjelaskan pentingnya asupan makanan bergizi bagi anak-anak usia sekolah.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kabupaten Garut, Margiyanto , menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar masyarakat dapat memahami sekaligus mendukung keberhasilan program pemerintah.

"Acaranya lebih kepada memberikan edukasi kepada masyarakat tentang tujuan dan manfaat dari program Makan Bergizi Gratis. Kita berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, masyarakat bisa memahami dan sadar akan pentingnya program tersebut. Program ini adalah salah satu prioritas dari Bapak Presiden, dan kita ingin pelaksanaannya berjalan baik, termasuk di Kabupaten Garut," ujarnya.

Lebih lanjut, Margiyanto menyebutkan bahwa penggunaan media wayang golek dipilih karena pendekatannya yang berbasis budaya lokal.

"Kenapa menggunakan wayang golek? Karena ini adalah bagian dari pendekatan budaya. Masyarakat Sunda, khususnya di Garut, sudah sangat familiar dengan seni wayang golek. Ini menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan pemerintah agar lebih mudah diterima dan dipahami," jelasnya.

Pertunjukan wayang golek yang disisipkan dengan pesan-pesan kesehatan dan edukasi ini dianggap mampu menjangkau masyarakat luas, termasuk mereka yang mungkin kurang tersentuh oleh media konvensional seperti televisi atau media sosial. Dengan memanfaatkan kearifan lokal, pemerintah berharap bisa menyampaikan informasi secara lebih humanis dan membumi.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi pada Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional Prof Dr Ir Sitti Aida Adha Taridala menyampaikan, hingga saat ini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau di lapangan disebut dapur MBG, sampai dengan Bulan Juni 2025, sudah ada sekitar 1.600 SPPG yang beroperasi se-Indonesia. 

“Sekarang ini, stok SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) yang akan menjadi kepala SPPG, itu kita kekurangan. Di akhir Juni target kita itu, 1.994 akan bekerja semua, sehingga kami tiga hari lalu melakukan pelatihan, pendidikan SPPI khusus seribu orang untuk menutupi yang kurang itu," terang Sitti Aida. 

Pendidikan SPPI khusus ini dilakukan, lanjut Sitti Aida, karena akan banyak Dapur/SPPG yang beroperasi. Ia juga menyebut, ada 30ribu orang SPPI yang sedang melaksanakan pendidikan untuk mencapai target 30ribu Dapur/SPPG di akhir tahun 2025, dengan sasaran penerima manfaat sebanyak 92,8 juta jiwa di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Sitti Aida juga menjelaskan, dalam pelaksanaan kegiatan MBG, di satu SPPG itu ada kepala SPPG, ahli gizi untuk memastikan bahan kualitas asupan makanan yang diberikan dan akuntan untuk mencatat transaksi transaksi-transaksi keuangan dalam merealisasikan program, memastikan semua keuangan tercatat.

Upaya pemerintah untuk menyiapkan generasi emas tidak hanya dari aspek fisik, namun juga mental. Plt. Direktur Komunikasi Publik Marroli Jeni Indarto menekankan pentingnya pengaturan platform digital karena anak-anak sudah menjadi pengguna platform-platform tersebut. 

“Kita perlu menjaga anak-anak di ruang digital agar mereka dapat menggunakan gawai dan berbagai platformnya dengan aman dan nyaman”, tukasnya dalam dialog dengan tokoh Cepot yang dimainkan oleh dalang Yogaswara Sunandar Sunarya. 

Hal ini merupakan amanat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS) yang ditetapkan oleh Kementerian Komdigi 28 Maret 2025 lalu. PP Tunas merupakan wujud nyata kehadiran negara untuk menjamin keamanan anak di lingkungan digital. Sebab, satu dari tiga pengguna internet di Indonesia itu adalah anak-anak.

Sosialisasi di Kabupaten Garut ini menjadi contoh konkret bagaimana pendekatan budaya bisa digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus digelar di berbagai daerah lain, sehingga program-program pemerintah tidak hanya diketahui, tetapi juga didukung aktif oleh masyarakat.

Dengan langkah-langkah seperti ini, semangat kolaborasi antara pemerintah dan rakyat bisa terbangun lebih kuat demi masa depan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.

Editor : ii Solihin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network