Dampak Covid, Angka Kemiskinan di Kabupaten Garut Meningkat

Rizza
Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyampaikan Nota Pengantar LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2021 pada pelaksanaan Rapat Paripurna DPRD Garut, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Garut, Senin 28 Maret 2022.

GARUT, iNews.id Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengikuti Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut Masa Sidang I Tahun Sidang 2022 untuk membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Garut Akhir Tahun Anggaran 2022. 

Dengan agenda Penyampaian Nota Pengantar dan Pembentukan Panitia Khusus (Pansus), berlangsung secara hybrid, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Garut Kecamatan, Senin 28 Maret 2022.

Dalam penyampaian nota pengantar LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2021 ini, ada beberapa hal yang disampaikan oleh Rudy, diantaranya mengenai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) hingga angka kemiskinan di Kabupaten Garut.

Rudy mengungkapkan, LPE di Kabupaten Garut yang sebelumnya berada diangka minus1,6 persen, untuk tahun 2021 kemarin berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka LPE Garut positif atau berada di angka 3.67 persen.

"Selanjutnya perlu kami sampaikan pula bahwa Pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan dampak pada sektor kesehatan (saja), tapi juga berpengaruh terhadap sektor ekonomi, tetapi Alhamdulillah laju pertumbuhan ekonomi yang tahun 2020  minus 1,6 (persen), Alhamdulillah pada tahun 2021 BPS telah merilis laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Garut berada positif (di angka) 3.67, meskipun masih berada jauh di rata-rata Jawa Barat dan rata-rata nasional," ujarnya.

Selain itu, Rudy memaparkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Garut mengalami kenaikan sebesar 0.33 point atau naik sebesar 0.51 persen dengan nilai IPM di angka 66.45 poin. Meski hanya naik sebesar 0.51 persen, imbuh Rudy, tetapi kenaikan IPM di Kabupaten Garut ini lebih tinggi dari rata-rata Jawa Barat maupun Nasional.

"Meskipun kita hanya diangka 66,45 point tetapi kenaikan indeks pembangunan manusia di masa pendemi ini Kabupaten Garut lebih tinggi daripada rata rata Jawa Barat yang hanya 0,50%, serta kenaikan IPM nasional yang hanya 0,49%," katanya.

Sementara untuk angka kemiskinan di Kabupaten Garut, Rudy menyatakan  keprihatinannya, menyusul angka kemiskinan di Kabupaten Garut kembali ke angka dua digit, naik menjadi 10,8%, yang sebelumnya sebetulnya sudah berada di angka 9.98 persen.

"Tentu ini langkah-langkah ini harus sudah kita lakukan antisipasi, sehingga pada tahun 2022 ini kita fokus untuk menurunkan secara signifikan kembali jumlah penduduk miskin yang sekarang kita di tahun 2021 ada jumlahnya 262.078 jiwa atau 9,98% yang sekarang naik menjadi 10,8%." tandasnya.

Editor : ii Solihin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network