Menteri UMKM menjelaskan, setiap WBP yang terlibat dalam proses produksi mendapatkan upah layak serta peluang memperoleh remisi tambahan. Hal ini tidak hanya mendorong mereka menjadi lebih produktif, tetapi juga memberikan harapan untuk membangun masa depan yang lebih baik setelah bebas nanti.
“Saudara-saudara kita di lapas ini perlu dilihat sebagai bukti bahwa warga binaan punya potensi positif. Mereka bukan penjahat, melainkan orang yang pernah tersesat. Belum terlambat untuk bertobat,” kata Maman, mengutip slogan Lapas IIA Garut.
Ke depan, Kementerian UMKM berkomitmen memperluas jangkauan pasar produk sabut kelapa buatan Lapas Garut. Maman menyebut, koordinasi dengan Kementerian Perdagangan akan segera dilakukan agar akses ekspor semakin besar dan berkelanjutan.
“Ini salah satu lapas yang betul-betul pro UMKM. Harapan saya, kisah sukses ini bisa menjadi motivasi bagi lapas lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa,” tegasnya.
Dengan keberhasilan ekspor coir shade ini, Lapas IIA Garut tidak hanya berhasil memberdayakan warga binaan, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan UMKM nasional dan memperkenalkan produk ramah lingkungan karya anak bangsa ke pasar internasional.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait