GARUT, iNewsGarut.id – Kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa pelajar di wilayah Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Berdasarkan laporan resmi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut per Jumat (3/10/2025) pukul 07.00 WIB, jumlah total pasien yang ditangani akibat kasus ini mencapai 307 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, dalam keterangannya menyampaikan bahwa ratusan pasien tersebut berasal dari temuan sejak hari Selasa hingga Kamis. Rinciannya, pasien pada Selasa sebanyak 147 orang, disusul pasien baru pada Rabu sebanyak 139 orang, dan tambahan pasien baru Kamis sebanyak 18 orang.
“Sehingga total pasien yang ditangani mencapai 307 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 305 pasien sudah dipulangkan dengan kondisi sehat. Sementara dua pasien masih menjalani perawatan di RSUD Garut,” jelas dr. Leli.
Dari total ratusan pasien yang ditangani, mayoritas sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani observasi dan penanganan medis. Menurut Dinkes, seluruh pasien yang pulang kondisinya stabil dan tidak ada laporan gejala lanjutan yang mengkhawatirkan.
Dua pasien yang masih dirawat di RSUD Garut tetap mendapat pengawasan ketat dari tenaga medis. Mereka dipastikan dalam kondisi terkendali dan mendapatkan perawatan sesuai standar penanganan kasus keracunan makanan.
“Alhamdulillah sebagian besar pasien sudah membaik. Hanya dua orang yang perlu pengawasan lebih lanjut di rumah sakit. Kami terus pantau perkembangan kesehatannya,” tambah Leli.
Kasus dugaan keracunan makanan dari program MBG di Kadungora ini pertama kali mencuat pada Selasa (30/9/2025), ketika para pelajar mulai mengeluhkan gejala mual, pusing, hingga muntah usai mengonsumsi makanan dari program MBG. Jumlah pasien terus bertambah hingga ratusan dalam kurun waktu tiga hari.
Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinkes bersama Puskesmas setempat langsung melakukan langkah cepat, mulai dari evakuasi pasien, pemberian cairan infus, hingga rujukan ke rumah sakit apabila diperlukan. Selain itu, tim kesehatan juga telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan penyebab pasti keracunan.
Dinkes Garut menegaskan pihaknya masih terus memantau kondisi para pasien yang sudah pulang. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada gejala sisa yang muncul kembali setelah menjalani perawatan.
“Meski pasien sudah diperbolehkan pulang, kami tetap melakukan follow up melalui puskesmas dan bidan desa. Kami tidak ingin ada pasien yang kembali mengalami gejala setelah berada di rumah,” terang dr. Leli.
Selain itu, koordinasi dengan pihak kecamatan, desa, hingga tokoh masyarakat juga dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang. Edukasi tentang pentingnya kebersihan dalam penyajian makanan, terutama dalam kegiatan massal, menjadi salah satu langkah pencegahan yang kini gencar dilakukan.
Kasus keracunan makanan massal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Garut. Pihaknya berharap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Kami berharap masyarakat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dari acara besar. Pengawasan makanan harus ditingkatkan, terutama yang disajikan untuk masyarakat luas,” ujar Kadinkes.
Hingga kini, kasus KLB dugaan keracunan makanan Kadungora masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut terkait sumber makanan yang menjadi pemicu. Dinkes Garut memastikan hasil uji laboratorium akan diumumkan segera setelah proses pemeriksaan selesai.
Dengan kondisi 305 pasien yang sudah pulang dalam keadaan baik, masyarakat diharapkan tetap tenang. Pemerintah daerah berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan optimal serta informasi yang transparan kepada publik terkait perkembangan kasus ini.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait