GARUT, iNews.id – BBM jenis pertalite dan solar langka di Kabupaten Garut. Kelangkaan setidaknya telah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Akibatnya, sejumlah SPBU di beberapa lokasi kawasan perkotaan Garut tutup lebih awal karena stok BBM yang mereka miliki kosong. Berdasarkan pantauan, salah satu SPBU di kawasan Ciateul, Garut, mengalami kekosongan untuk jenis Pertalite dan Solar pada Senin (4/7/2022) siang.
Kepada setiap pengendara kendaraan, petugas di SPBU tersebut menginformasikan bahwa stok pertalite kosong. "Kalau Pertamax tersedia," ujar petugas tersebut.
Kekosongan serupa juga terjadi pada SPBU lainnya di Jalan Pembangunan Garut. Bahkan pada Senin siang hari SPBU ini tutup tak melayani satu pun pembeli.
Kondisi berbeda terjadi di SPBU Jalan Cimanuk, Garut. SPBU tersebut sempat terpantau tutup pada siang hari, namun kembali buka di sore hari setelah mendapatkan pasokan BBM dari Pertamina.
Langkanya BBM di beberapa wilayah Garut membuat antrian warga yang ingin mengisi kendaraannya dengan bahan bakar membeludak di SPBU tersebut. Humas Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kabupaten Garut, Evi Hartaz Alvian, tak menampik bahwa kelangkaan BBM telah terjadi.
"Apa yang terjadi di masyarakat memang faktanya demikian. Jika masyarakat merasa cukup, berarti pasokan memang aman. Namun apabila masyarakat merasa kurang dan muncul antrian di mana-mana, berarti memang kurang," kata Evi kepada MPI.
Namun Evi enggan menyebut detail berapa pengurangan kuota yang terjadi di Garut. Ia menjelaskan pihak yang berwenang untuk menyampaikan hal tersebut adalah pemerintah selaku pemegang kebijakan.
"Kami memiliki data terkait berapa kuota yang dimiliki Garut, termasuk mengenai berapa jumlah sebelum dan sesudah pengurangan ini dilakukan. Namun kami tak bisa menyampaikan kepada publik karena masalah itu menjadi domain dari pemerintah selaku pemegang kebijakan serta yang mengajukan usulan ke pusat," ujarnya.
Evi menjelaskan Hiswana Migas sejauh ini hanya berperan dalam penyaluran BBM dan bahan bakar berupa gas elpiji ke masyarakat.
"Kami juga hanya menjalankan apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Jika ditanya, kami juga sebenarnya sependapat dengan masyarakat, ingin agar BBM ini banyak tersedia. Akan tetapi kami juga harus mematuhi apa yang ditetapkan, yakni menyalurkan dan memastikan ketersediannya," paparnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut Erwin Rianto Nugraha, mengatakan setiap tahun pihaknya hanya mengusulkan BBM subsidi kepada pemerintah pusat. "Kami hanya mengusulkan ke pusat itu untuk BBM subsidi, untuk non subsidi tidak," kata Erwin.
Ia menyebut BBM yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Garut hanyalah jenis Solar. "Kalau Pertalite itu bukan BBM subsidi. Yang terjadi saat ini memang sedang dibatasi oleh pusat," ucap Erwin.
Editor : ii Solihin