GARUT, iNews.id – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Garut merespons isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang akan dilakukan pemerintah. Ketua Organda Kabupaten Garut Yudi Nurcahyadi memprediksi tarif angkutan umum akan naik jika harga BBM bersubsidi resmi dinaikan.
Ia mengaku pihaknya telah menerima banyak keluhan terkait isu kenaikan BBM tersebut. Bila kenaikan tarif angkutan konvensional terjadi, Yudi Nurcahyadi meminta agar angkutan online juga harus dinaikan tarifnya.
"Sementara kan pemerintah kemarin membatalkan kenaikan tarif angkutan online. Kalau (angkutan) konvensional mengalami kenaikan tarif sedangkan di online tidak, maka kita akan dirugikan dua kali oleh kenaikan BBM ini," kata Yudi Nurcahyadi, Jumat (2/9/2022).
Dari catatan pihaknya, tambah dia, bahwa tarif berlaku saat ini adalah tarif lama berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati terdahulu yang kala itu kenaikannya masih menggunakan Premium, bukan Pertalite.
"Artinya, ketika kita menggunakan Pertalite kita belum melakukan kenaikan tarif, belum melakukan penyesuaian, sehingga kalau misalkan harga BBM Pertalite naik, kita sudah dirugikan dua kali oleh pemerintah," ujarnya.
Organda Kabupaten Garut pun setidaknya menyikapi beberapa hal lain sejak beberapa pekan menjelang kenaikan BBM ini. Pertama yakni terkait pasokan BBM yang terbatas, terutama BBM bersubsidi.
"Terutama para pelaku usaha di sektor transportasi yang mana BBM itu memang menjadi jantungnya untuk meakukan pelayanan kepada masyarakat," ucapnya.
Kemudian, terang Yudi, kenaikan BBM ini akan sangat berdampak besar kepada sektor transportasi, ketika para pelaku usaha di bidang transportasi belum secara utuh bisa bangkit pasca pandemi Covid-19. "Terus, ini juga akan berefek domino, dengan kenaikan tarif, kenaikan sembako dan lain-lain yang tentunya akan menurunkan daya beli masyarakat," kata Yudi.
Senada dengan harapan sejumlah pihak di Kabupaten Garut, Yudi Nurcahyadi pun meminta agar pemerintah menunda menaikan harga BBM. Perlu diketahui, hingga kini harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar belum mengalami kenaikan.
"Harga masih sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting.
Dia mengimbau masyarakat agar tidak panic buying dalam membeli BBM. Irto mengklaim antrean panjang di sejumlah SPBU semata-mata terjadi karena panic buying oleh masyarakat.
"Diimbau kepada masyarakat untuk membeli BBM sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Harga BBM bersubsidi disinyalir akan naik di rentang Rp2.000 sampai Rp3.000 per liter, atau naik sekira 39,21 persen. Adapun saat ini, harga Pertalite Rp7.650 per liter dan Solar Rp5.150 per liter.
Editor : ii Solihin