GARUT,iNewsGarut.id – Pemerintah Kecamatan Pameungpeuk merilis data sementara terkait bencana banjir bandang yang menerjang beberapa wilayah di Kamis (22/9/2022) malam. Dalam surat bernomor 366/ 160 -Kec/2022 tertanggal 22 September 2022 itu, jumlah warga dari lima desa yang terdampak tercatat sebanyak 2.175 Kepala KKeluarga (KK), atau 6.783 jiwa.
Warga terdampak ini terdiri dari Desa Pameungpeuk dengan perincian 602 KK atau 1.622 jiwa, Desa Paas 239 KK atau 1.170 jiwa, Desa Mandalakasih 1.021 KK atau 3.200 jiwa, Desa Sirnabakti 260 KK atau 643 jiwa, dan Desa Bojong Kidul 53 KK atau 148 jiwa. Sementara daerah yang mengalami kerusakan fasilitas terdiri dari tiga desa.
"Daerah yang mengalami kerusakan fasilitas dampak banjir yaitu Desa Bojong Kaler, Desa Mandalakasih, dan Desa Pameungpeuk," tulis Camat Pameungpeuk Tatang Suryana dalam laporan sementara yang diterima MPI, Jumat (23/9/2022).
Di Desa Bojong, infrastruktur yang rusak yaitu tembok daerah aliran sungai (DAS) sepanjang 5 meter dan tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 10 meter Kampung Bojong roboh, fasilitas tembok atau dam lapang bola di Kampung Cilamaya rusak.
Kemudian di Kampung Ciganti, jembatan gantung atau rawayan dalam kondisi miring, kabel jaringan PLN terputus, sawah seluas 340 meter persegi tergenang banjir, pipanisasi jalur sawah hanyut terbawa arus, dan TPT permukiman Kampung Cikuya mengalami kerusakan. Di Desa Mandalakasih, tiga unit rumah mengalami rusak berat atau hanyut.
"Sedangkan di Desa Pameungpeuk, bangunan intek air baku Unit Pelayanan PDAM Pameungpeuk rusak dengan kerugian material mencapai Rp1.143.000.000, jembatan gantung besi Cikopo RW08 hanyut terbawa banjir dengan kerugian Rp500 juta, tempat ibadah berupa masjid terendam, sekolah PAUD Dahlia Kaum Lebak rusak terendam, dan lapang voley terendam," urainya.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman berharap sarana umum yang terendam dapat dibersihkan dalam waktu dua hari ke depan.
"Sekolah juga ada yang terkena banjir. Kita berharap dalam dua hari sudah dibersihkan sarana umum di (Kecamatan) Pameungpeuk," tutur Helmi Budiman.
Menurut Helmi, wilayah Kecamatan Pameungpeuk dominan mengalami bencana banjir. Sementara wilayah Cisompet mengalami longsor di sejumlah titik.
"Secara umum, banjir di Kecamatan Pameungpeuk kali ini lebih besar dari peristiwa bencana serupa pada 2020 lalu," katanya.
Seperti diketahui, Wabup Garut menyatakan pemerintah daerah memberlakukan masa tanggap darurat selama tujuh hari atau satu pekan ke depan terhitung Jumat ini.
"Mudah-mudahan dalam tujuh hari selesai. Pasokan makanan sedang diupayakan, ada dapur mandiri dipasok oleh kita, lalu kebutuhan yang ngungsi itu alat tidur dan sebagainya," ucap Helmi Budiman.
Editor : ii Solihin