GARUT, iNewsGarut.id – Sebanyak 200 Peserta antusias mengikuti pelatihan pengelolaan sampah menjadi kompos. Dengan Slogan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang sudah tidak asing lagi, namun Slogan tersebut tetap sulit untuk diterapkan. Padahal, cara ini merupakan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan sampah, contohnya melalui pengolahan kompos.
“Dengan begitu, kita dapat menjaga kelestarian lingkungan sekaligus membuka peluang usaha baru,” tutur Dony Maryadi Oekon, Anggota Komisi VII DPR RI, dalam sambutanya pada Pelatihan Pengelolaan Sampah Menjadi Kompos, di Hotel Santika Garut, Rabu 7 Desember 2022.
Dony Maryadi Oekon, Anggota Komisi VII DPR RI, mendukung penuh kegiatan pelatihan. “Kami mendukung diseminasi dalam bentuk pelatihan seperti ini kepada masyarakat, agar masyarakat dapat terpancing untuk membuka usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada,” ujarnya, melalui Tenaga Ahli Kartika Sari.
Sebetulnya banyak potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, tinggal bagaimana keinginan masyarakat untuk mempraktekan ilmu yang didapat pada pelatihan. Ke depan, berbagai macam topik pelatihan akan terus diusulkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Sakriwa Aditya selaku Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN menyampaikan bahwa penerapan pupuk anorganik memiliki banyak dampak negatif seperti semakin banyak hama penyakit, degradasi lahan, memperburuk kesehatan manusia, dan menurunya aktivitas mikroorganisme.
Oleh karena itu, penting memanfaatkan pupuk organik khususnya untuk lahan pertanian.
“Pembuatan pupuk organik dapat menggunakan teknik FLOP (Fermentasi Limbah Organik Padat). Bahan baku untuk pupuk organik pun mudah didapatkan, contohnya sampah rumah tangga hingga tumbuhan seperti daun, ranting dan rumput. Untuk mempercepat perombakan bahan organik ini dapat ditambahkan Bioaktivator FLOP, yang merupakan salah satu produk hasil riset BRIN,” jelas Riki.
Ia juga menjelaskan bahwa bawang merah merupakan komoditas pangan strategis dengan nilai gizi tinggi. Diantaranya, yaitu multivitamin, mineral, serat, protein, karbohidrat, serta dilengkapi juga antioksidan.
Manfaatnya pun beragam, seperti melancarkan metabolisme, menjaga keseimbangan tekanan darah, serta menjaga kesehatan tulang dan gigi. Namun sayangnya bawang merah mudah rusak dan tidak berimbang antara pasokan dengan kebutuhan.
Oleh karena itu, pada pelatihan ini diajarkan bagaimana cara mengolah bawang merah yang dapat memperpanjang masa simpan dan memiliki peluang usaha yang menjanjikan.
Para peserta yang hadir tidak hanya diberikan penjelasan materi namun juga praktek langsung. Mulai dari praktek pembuatan kompos dengan bahan baku rumput kering hingga pengolahan bawang merah menjadi pasta, minyak goreng, dan camilan.
Editor : ii Solihin