GARUT, iNewsGarut.id – SDIT Persis Tarogong mengadakan acara bertajuk Edu Staycation yang dilaksanakan di Kampung Nangewer, Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dalam rangka membentuk karakter mandiri dari siswa-siswinya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 106 siswa dengan tujuan agar para siswa mampu menyerap ilmu yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kegiatan Edu Staycation dilaksanakan selama 2 hari tepatnya pada hari Jum'at dan Sabtu, tanggal 27 - 28 Januari 2023.
Kepala Sekolah SDIT Persis Tarogong 1, Iyus Susanto, menyampaikan jika program ini sudah berjalan beberapa tahun, dan kegiatan Edu Staycation ini merupakan kegiatan implementatif pendidikan yang dilaksanakan di kelas.
"Jadi anak-anak kami dititipkan di masyarakat supaya bisa mengimplementasikan terutama pembiasaan-pembiasaan baik, terus juga keterampilan-keterampilan yang bisa dipraktekkan di masyarakat," ujarnya, Selasa (31/1/2023).
Lanjutnya, Iyus mengungkapkan, tema utama untuk program ini ialah membangun ukhuwah islamiyah juga mengamalkan ilmu serta mengalami sendiri kehidupan di masyarakat.
"Walaupun lah sifatnya miniatur (kuliah kerja nyata), tapi Alhamdulillah ini dampaknya bagus bagi perkembangan mental sosial anak-anak," ungkapnya.
Ia menjelaskan, dalam program yang dilakukan selama 2 hari ini para siswa melakukan beberapa kegiatan, seperti berkunjung ke tempat-tempat industri rumahan, mendatangi tempat kerja orang tua asuh, hingga mengikuti kegiatan peribadatan di lingkungan masyarakat.
Selama menjalani program, kata Iyus, para siswa menetap di rumah warga yang bersifat homestay, dimana pemilik rumah ini menjadi orang tua asuh bagi siswa selama menjalankan program Edu Staycation.
"Sebagaimana judulnya juga, ada variabel education-nya tapi ada menetapnya gitu, jadi sifatnya homestay, kita sudah berkoordinasi dengan masyarakat setempat, sudah memahami konsep acaranya, jadi kita titipkan di rumah mereka dan menganggap mereka sebagai orang tua asuh gitu," imbuh Iyus.
Untuk program Edu Staycation ini, pihaknya sudah mensosialisasikannya sejak awal tahun pembelajaran, sehingga orang tua siswa mengetahui tujuan hingga harapan dilaksanakannya program tersebut. Sehingga orang tua memaklumi, memahami, bahkan mendukung dan membantu kegiatan tersebut.
"Ini pernah dilakukan (sebelumnya), jadi terhalang waktu itu oleh pandemi gitu ya, jadi sebetulnya ini bukan yang pertama kali, tapi memang yang kelima atau keempat mungkin ya keempat kalinya di tempat yang berbeda, dulu itu ada di Samarang (daerah) Garogol, nah terus kita survei ke daerah-daerah lain, mungkin tidak menutup kemungkinan untuk tahun berikutnya ini akan bergerak ke tempat yang baru gitu," katanya.
Karena menggunakan format yang berbeda seperti pembelajaran biasa di kelas, lanjut Iyus, para siswa mengikuti program Edu Staycation dengan antusias, walaupun proses pembelajarannya berada jauh di rumah.
"Jadi ini sangat menyegarkan itu ya refreshing buat anak, jadi tanpa sadar mereka belajar, terus juga lebih aktual gitu, karena mereka langsung masuk ke titik-titik pendidikan yang nyata seperti home industry ke peternakan sapi, mereka langsung ikut memerah susu sapinya, melihat pengolahan dari bahan mentah menjadi bahan-bahan siap jual gitu seperti itu, (dan) sangat mengasyikkan," jelas Iyus.
Iyus mengatakan, jika melalui program Edu Staycation pihaknya ingin memperkenalkan kepada para siswa bahwa pengetahuan itu tidak hanya didapatkan di kelas saja, melainkan bisa juga didapatkan di lingkungan masyarakat.
"Kalau di keluarga itu otomatis sudah ya kalau di keluarga gitu, tapi kalau di masyarakat mungkin ini adalah pengalaman yang baru tapi juga asyik gitu ya, karena "oh seperti itu" jadi anak bisa merasakan secara aktual gitu seperti itu, jadi nilai-nilai yang dihidupkan di pesantren ini, terutama mungkin yang paling terasa di kegiatan Edu Staycation ini adalah kemandirian, karena mereka harus paham kondisi gitu ya (karena) bukan di rumah sendiri, jadi mereka harus mengerjakan sesuatu sendiri, tidak jadi beban orang itu kan, dan bisa berkontribusi untuk minimal keluarga yang ditempati," paparnya.
Sementara itu, salah seorang siswa SDIT Persis Tarogong 1 yang mengikuti program Edu Staycation, Azkia Nurazmi, mengaku senang dengan adanya program ini, karena dirinya bersama teman-temannya bisa belajar hal-hal baru seperti berkunjung ke pabrik pembuatan cuanki, memerah susu sapi, hingga berkunjung ke pabris es yogurt.
Selama berada di lokasi Edu Staycation, Azkia mengatakan jika dirinya tinggal bersama ibu pengasuh yang bernama Sadiyah. Ia juga mengatakan jika dirinya sudah mendapatkan izin dari orang tuanya untuk mengikuti program Edu Staycation ini.
"Ada sih rasa ingin pulang tapi sedikit aja. Iya betah. (orang-orang di sana) baik baik banget terus ramah. Harapannya semoga kita ada program lain lagi gitu, dan kita jadi lebih mandiri dan belajar jauh dari orang tua," pungkas Azkia.
Editor : ii Solihin