GARUT, iNewsGarut.id – Fenomena El Nino sangat berdampak kepada para petani terutama di wilayah petani yang mempunyai lahan pesawahan. Di kabupaten Garut sendiri luas lahan sawah ada sekitar 42 ribu hektar lebih dengan kondisi saat ini setelah dilakukan verifikasi ternyata banyak mengalami gejala yang diakibatkan dari musim El Nino.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, saat ditemui iNewsGarut.id, di kantornya pada Jum'at (3/11/2023) kemarin.
"Ya musim El Nino ini sangat berdampak kepada petani yang mempunyai lahan pesawahan, kondisinya saat ini setelah dilakukan verifikasi ke lapangan tenyata banyak mengalami gagal panen baik itu sedang, berat, dan Fuso, akibat musim El Nino,"ungkapnya.
Kata Haeruman, saat ini pihaknya juga dituntut untuk melakukan upaya-upaya akibat dampak El Nino, salah satunya upaya yang dilakukan yakni pembangunan infrastruktur pertanian, meningkatkan indeks pertanaman.
"Infrastruktur pertanian sangat penting dan juga meningkatkan indeks pertanaman, misalnya satu musim itu hanya satu kali tanam, Nah infrastuktur didukung, indeks pertanaman ditingkatkan jadi satu musim itu dua kali tanam, itu yang saat ini lagi Kita upayakan,"ujarnya.
Dinas pertanian Garut dalam rangka mengantisipasi permasalahan kekeringan yang saat ini terjadi mencoba dengan membuat sumber mata air seperti sumur dangkal atau sumur dalam dan embung.
"Ya kami mencoba mengatasinya dengan membuat sumber mata air seperti sumur dangkal atau dalam, dan juga embung (penampungan air), mungkin saat ini sedang dilakukan pembangunan di wilayah Cikajang,"kata Haeruman.
Bagi yang memang terkena dampak tersebut, jelas Haeruman, ada Asuransi Usaha Tani Pertanian atau disingkat AUTP, "Nah AUTP ini salah satu upaya untuk petani yang terdampak kekeringan,"ujarnya.
Data sementara per 31 Oktober 2023 lahan pertanian yang terdampak kekeringan , Haeruman menyebut untuk kategori sawah kekeringan ringan itu ada 80 hektar, sedang ada 106 hektar, berat ada 148 hektar, dan fuso ada 144 hektar.
"Itu masih data sementara karena belum keseluruhan terverifikasi, kemungkinan akan bertambah, ini yang baru masuk dari 33 kecamatan,"sebutnya.
Diketahui musim El Nino ini diprediksi akan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024. Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024.
Editor : ii Solihin