get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemkomdigi RI Sosialisasikan Bahaya Judol di Garut Melalui Pergelaran Wayang Golek

Menkop UKM Dorong Kualitas Kerajinan Kulit Khas Garut Agar Sejajar Dengan Brand Italia

Sabtu, 17 Februari 2024 | 19:45 WIB
header img
Menkop UKM Teten Masduki saat meresmikan rumah produksi bersama komoditas kulit di Garut. Foto iNewsGarut.id/Hendrik Prima.

GARUT, iNewsGarut.id – Dalam rangka mendorong para pelaku UMKM khususnya kerajinan kulit khas Garut. Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki meresmikan Rumah Produksi Bersama (RPB). Hal itu sebagai bentuk dorongan agar kualitas produk kerajinan kulit (sepatu, tas, jaket, dan sebagainya) khas Garut bisa sejajar dengan produk kulit asal Virenze, Italia. 

"Karena, kiblat mode kulit itu ada di Italia, dan kita bisa meniru dan mengarah ke sana," ungkap Menkop UKM, Teten Masduki, pada acara peresmian Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Kulit, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/2).

Meski demikian, kata Teten, kerajinan khas kulit Garut ini terbilang sudah berusia lebih dari 100 tahun, atau sama dengan usia kerajinan kulit Italia. Namun, imbuhnya, secara kualitas dan brand masih jauh tertinggal. 

"Di negara Barat, mereka selalu mengembangkan permesinan sebagai alat produksi, sedangkan di kita tidak pernah mengembangkan atau memodernisasi alat produksi produk, khususnya produk kulit,"imbuhnya.

Menurutnya, RPB ini diharapkan bisa menjadi pusat untuk pengembangan ekosistem kulit di Kabupaten Garut, sehingga produk kulit Garut bisa terkenal di mancanegara dan brand kulit Garut bisa naik kelas.

Isu utama  produk-produk UMKM adalah soal kualitas, hingga tidak bisa bersaing dengan produk pabrikan dan luar negeri. 

"Cara produksi UMKM itu masih sederhana. Dengan adanya alat-alat produksi modern di RPB, diharapkan produk UMKM semakin berkualitas," kata Teten.

Dengan adanya RPB, Ia berharap kualitas produk kulit asal Garut bisa terus tumbuh sesuai dengan keinginan dan tuntutan pasar dunia. 

"Dengan adanya RPB, produk hilirnya sudah harus berkelas dunia,"harapnya.

Apalagi, kata Dia, RPB bukan sekadar menyediakan alat produksi belaka, tapi juga sebagai Co-Working Space. Sebuah tempat untuk belajar bersama, bertukar informasi, hingga ajang inovasi produk. 

"Maka, di RPB juga akan disiapkan konsultan untuk memperkuat ekosistem bisnis," kata Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan, RPB juga menjadi tempat pengembangan desain produk. 

"Kita harus pahami tren produk kulit dunia dan perilaku konsumen. RPB harus menjadi Center of Excellence," kata MenKopUKM.

Oleh karena itu, Teten menyatakan RPB ini harus dikelola dengan baik. Di dalamnya diperlukan keahlian manajerial industri. 

"Kita juga harus memelihara dan terus memodernisasi alat karena industri terus berkembang. Sehingga, RPB tidak akan mengalami penuaan, tapi terus berkembang," kata Menteri Teten.

Selain itu, RPB tidak boleh mati secara bisnis, melainkan harus berkelanjutan dan dikelola dengan baik.

"Pengelolaannya harus disiapkan dengan baik, harus running well, tidak mangkrak. Nah, koperasi sebagai pengelola yang harus memikirkan itu, yaitu Koperasi Cinta Carma Bella," ucapnya.

Sementara itu, Pj Bupati Garut Barnas Adjidin mengapresiasi kehadiran RPB komoditas kulit di Garut yang diharapkan dapat terus berinovasi hingga mampu meningkatkan kualitas produk kulit. 

"Sebab, salah satu destinasi unggulan Garut adalah kerajinan kulit. Oleh karena itu, secara kualitas harus tidak kalah dengan produk luar," ujar Barnas.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut