get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Cibatu Garut Gempar Temuan Bayi Laki-Laki Yang Masih Hidup

Target Pemulihan Ekonomi Pemerintah di Kritik Ekonom

Selasa, 17 Agustus 2021 | 21:28 WIB
header img
Presiden Jokowi Dodo Saat Berpidato

Jakarta, INEWS.id - Eko Listiyanto Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), memaparkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Jokowi dalam RAPBN tahun 2022 terlalu optimistis.

Menuirut Eko, Presiden Jokowi selalu menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi di depan sidang MPR. Padahal menurutnya target pertumbuhan ekonomi Jokowi tahun 2022 sebesar 5,0-5,5 persen di tengah ketidakpastian akan pandemi Covid-19 tidak realistis karena perekonomian masyarakat belum sepenuhnya bangkit.

"Betapa target 5,0-5,5 persen itu terlalu optimis dan tidak realistis. Secara makro ini adalah tantangan berat," jelas Eko dalam webinar, Selasa (17/8/21).


Selain itu Ia juga mengatakan bahwa catatannya, tak pernah sekalipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target yang ditetapkan Jokowi.

"Jika secara hitungan saja dari pidato presiden, selalu di bawah target. Saya enggak tahu kalau 2021, rata-rata kita masih 3,1 persen (yoy), target 4-4,5. Kalau ini tidak tercapai kan berarti dari seluruh pidato Jokowi selalu di bawah realisasi," jelasnya.

Bahkan INDEF juga menilai penggunaan range dalam penentuan target pertumbuhan ekonomi bisa membuat sektor dunia usaha kesulitan menargetkan berapa pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan. Pasalnya target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Jokowi tidak fokus pada satu titik angka.

"Ketika target ini bercabang 5-5,5 persen ini akan menjadi mixed signal bagi dunia usaha untuk memfokuskan seberapa optimismenya di angka 5 atau 5,5," kata Eko.

"Saya sendiri masih memberi catatan ini kayaknya susah untuk kita capai. Realistisnya mungkin masih di bawah 5 persen," sambungnya.

Tetapi apabila pemerintah benar-benar optimis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh mencapai 5,5 persen di 2022 maka sektor konsumsi, investasi, dan ekspor harus kuat. Meningkatkan tiga sektor ini pun dinilai jadi tantangan bagi Indonesia karena ekonomi masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

"Kalau mau mencapai ini ya memang butuh dukungan dari konsumsi, investasi, ekspor secara bersamaan, persoalannya adalah sampai hari ini kita masih mengalami kasus Covid-19 yang tidak ringan. Di luar itu, dukungan kredit masih lambat," jelas Eko.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,0-5,5 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Target ini lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021 yakni 5 persen.

Walaupun begitu, Jokowi juga mengaku masih mewaspadai perkembangan Covid-19 yang sangat dinamis. Ketidakpastian global dan domestik juga jadi sorotan karena bisa menyumbang risiko bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.

Editor : Evan SR

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut