Bupati Garut Gerak Cepat Atasi Anak Putus Sekolah, Kades Diminta Lakukan Pendataan

GARUT, iNewsGarut.id – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh Kepala Desa (Kades) di wilayah Kabupaten Garut untuk secara aktif mencari anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belum atau tidak bersekolah. Langkah ini diambil menyusul penurunan signifikan angka partisipasi sekolah pada jenjang SMP dibandingkan dengan Sekolah Dasar (SD).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut tahun 2024, Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SD/MI tercatat mencapai 97,97%. Namun, angka tersebut menurun drastis pada jenjang SMP/MTs yang hanya berada di angka 79,9%. Artinya, terdapat selisih sekitar 18% anak usia SMP yang tidak tercatat dalam sistem pendidikan formal.
"Sehingga apa yang kami lakukan adalah kemarin meminta data, apa hasilnya? Bahwa ternyata APS SD itu relatif baik, jadi hampir semua anak-anak yang umur SD itu sekolah, Alhamdulillah, mulai di SMP ada turun kurang lebih hampir 20%," ujar Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin saat memimpin Apel Pagi bersama para camat dan kades di Kantor Kecamatan Caringin, Jumat (9/5/2025).
Ia menekankan, tugas para Kades kini tidak hanya administratif, tetapi juga memastikan anak-anak usia sekolah benar-benar mengenyam pendidikan formal. Syakur menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut akan mendukung penuh segala upaya yang dilakukan demi meningkatkan angka partisipasi sekolah.
"Kalau bapak butuh data nanti saya akan minta Disdukcapil memberikan data mengenai anak-anak yang umur SMP, dicari sama bapak posisinya di mana, ada nggak di tempat bapak atau mungkin sudah pindah ke tempat lain, dan minta jaminan diketahui apakah anak itu sekolah atau tidak. Kalau tidak sekolah, bapak ibu tolong laporkan ke saya, laporkan ke Disdik," tegasnya.
Bupati juga menyampaikan komitmennya untuk membantu anak-anak yang mengalami kendala ekonomi agar bisa tetap melanjutkan pendidikan. Pemerintah siap memberikan bantuan seragam, buku, hingga membangun ruang kelas baru jika dibutuhkan.
"Kalau ada alasan contohnya ‘Pak tidak punya seragam,’ bilang sama kami, kami akan carikan seragam. Yang benar-benar tidak punya seragam, tidak mampu, tidak punya buku, bilang sama kita. Kita akan carikan bantuan, kita akan minta Baznas kah, bjb kah, untuk memberikan bantuan. Pokoknya tidak boleh ada satupun yang tidak sekolah," jelas Syakur.
Tak hanya itu, jika ditemukan wilayah yang kekurangan fasilitas pendidikan atau membutuhkan Ruang Kelas Baru (RKB), pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mengatasinya.
"Pak teu aya sakolana, nyarios. Saya bilang sama Kadisdik kalau ada daerah-daerah yang di sana banyak anak SMP tidak sekolah, perlu bantuan bantu RKB-nya. Pokoknya jangan sampai ada yang tidak sekolah," tandasnya.
Melalui langkah konkret ini, Bupati Garut berharap dapat meningkatkan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Garut yang pada tahun 2024 masih berada di angka 7,84 tahun.
Editor : ii Solihin