GARUT, iNews.id – Antrean kendaraan di sejumlah SPBU di Kabupaten Garut terjadi hingga Rabu (31/8/2022) malam. Baik kendaraan roda dua dan empat, sama-sama mengantre untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite.
Sementara di jalur Pertamax, tak tampak antrean kendaraan sama sekali. Di SPBU jalan Cimanuk misalnya, antrean kendaraan terjadi pada pukul 21.00 WIB.
Belum diketahui apakah antrean masyarakat ini terkait rencana kenaikan BBM jenis Pertalite atau bukan.
Pasalnya, mengekornya berbagai jenis kendaraan ini memang telah terjadi sejak beberapa pekan yang lalu.
Rata-rata antrean kendaraan berupa motor dan mobil pribadi berada di jalur pengisian Pertalite. Informasi mengenai kenaikan harga BBM sendiri setidaknya telah santer di masyarakat.
Sejumlah warga bahkan menyebut BBM jenis Pertalite naik jadi Rp10 ribu per liter. "Pertalite katanya naik jadi Rp10 ribu per liter," tutur Euis (49), salah satu warga Perumahan Grand View Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.
Sementara itu, harga BBM jenis Pertalite di sejumlah SPBU Kabupaten Garut masih Rp7.650 per liter. Salah seorang pegawai SPBU di Garut, Tatang, mengaku belum mengetahui kapan harga BBM akan naik.
"Harga per liter sekarang masih Rp7.650," kata Tatang.
Selain itu, informasi mengenai pemberlakuan aplikasi MyPertamina di sejumlah SPBU Garut pada 1 September 2022 juga sudah didengar warga. Yayat (58) warga Kecamatan Tarogong Kaler, mengaku dirinya telah diimbau untuk mengunduh aplikasi MyPertamina.
"Saya sudah diimbau untuk mengunduh aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM di SPBU," ujar Yayat.
Menanggapi informasi penerapan aplikasi MyPertamina di Garut, Sekretaris DPC Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kabupaten Garut Evi Hartaz Alvian, menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan. Evi mengatakan Hiswana Migas Garut selalu berkoordinasi dengan Pertamina terkait setiap kebijakan penyaluran bahan bakar pada masyarakat.
"Sejauh ini baru wacana (di Garut). Tentu selalu ada koordinasi dengan Pertamina dan pemerintah terkait kebijakan penyaluran BBM dan gas elpiji," jelas Evi.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, rencana pemerintah menaikan BBM mendapat penolakan keras dari mahasiswa di Garut. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu mendesak pemerintah lebih fokus pada penyaluran BBM yang tidak tepat sasaran ketimbang menaikan harganya.
Unsur pimpinan DPRD Kabupaten Garut pun meminta agar pemerintah menunda rencana kenaikan harga BBM tersebut. Alasannya, ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih pasca pandemi Covid-19.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait