"Kita tahu bahwasannya musim hujan identik dengan penyebaran DBD, di mana banyaknya genangan air pada tempat-tempat tertentu yang dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti atau nyamuk yang menularkan membawa virus DBD tersebut atau vektor DBD tersebut," tutur Asep.
Berdasarkan data yang ia miliki, lanjut Asep, penyebaran kasus DBD hampir sudah menyebar ke 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Guna menekan angka kasus DBD tersebut, pihaknya melakukan upaya promosi dan preventif.
"Nah upaya promosi terutama edukasi, edukasi bagaimana jangan sampai orang itu terinveksi atau tergigit Nyamuk Aedes Aegypti sebagai media penularan virus DBD tersebut, ini tentunya melalui upaya-upaya edukasi di lapangan, contohnya misalkan menghilangkan tempat-tempat perindukan vektor, misalkan dengan membuang wadah-wadah tertentu dengan menguburnya, atau membakarnya," lanjutnya.
Berkaitan dengan fogging, Asep mengungkapkan jika hal tersebut merupakan langkah terakhir bilamana sudah terjadi banyak kasus DBD di suatu daerah.
"Tetapi ini hanya bersifat sementara besok lusa pun bisa terjadi lagi atau kembali lagi nyamuknya, nah yang terpenting memang yang paling utama dan prioritas adalah bagaimana PSN yang lebih diprioritaskan," ungkapnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait