BANDUNG,iNewsGarut.id – Mahalnya harga Kacang Kedelai saat ini membuat sejumlah Perajin Tahu dan Tempe Meradang, pasalnya kenaikan harga Kacang Kedelai membuat mereka harus menaikkan harga jual, atau memperkecil ukuran.
Diketahui Kacang Kedelai merupakan bahan baku yang paling utama atau Vital dalam pembuatan tahu dan tempe, sehingga perlu adanya inovasi berpikir, bagaimana caranya ada pengganti untuk kacang kedelai.
Antisipasi Hal tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Asosasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia ( APPSI) Kabupaten Bogor Jawa Barat, melakukan proyek pengembangan Kacang Koro penganti Kacang Kedelai yang dinilai harganya sulit diprediksi dan mengharuskan Import dari luar negeri.
Ketua Balitbang DPD APPSI Kabupaten Bogor Aris Wibowo yang lulusan Instute Pertanian Bogor yang menginisasi Gagasan tersebut mengatakan, Kacang Koro tidak kalah bermutunya dengan kacang Kedelai dari segi kandungan vitamin serta cita rasa apabila dibuat tahu dan Tempe.
" Kita sudah lakukan penelitian ilmiah kacang koro bisa menjadi alternatif bahan baku pembuatan Tempe dan Tahu cita rasanya tidak jauh beda, apalagi tumbuhan kacang koro di Indonesia dapat ditemukan banyak " Ujar Arif.
Sementara itu Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. ( APPSI) Provinsi Jawa Barat melalui sekretarisnya, Yudi Setia Kurniawan mengatakan, Indonesia saat ini melakukan import kacang kedelai diberbagai negara dari Amerika, Brazil dll senilai Rp 21 Triliun.
"Artinya kalau budidaya kacang koro bisa dikembangkan Sebagai altenatif pembuatan Tahu dan Tempe, dapat menghemat anggaran negara dan juga melepaskan ketergantungan dari Import, ujarnya. Sabtu (22/10/2022).
DPW APPSI Jawa Barat sangat mendukung ide atau gagasan budi daya kacang Koro sebagai alternatif bahan baku tempe dan tahu agar negara kita bisa hemat dan melepaskan ketergantungan dari Import Kedelai yang nilainya triliunan rupiah pertahunnya.
"Kita sangat mendukung ide dan gagasan terkait dengan Kacang koro sebagai pengganti Kacang Kedelai, selain bisa hemat, juga mudah didapat, dan melepaskan ketergantungan dari import kedelai yang nilainya sangat fantastis,"pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait
