Pada bulan sama, Faruq diajak Dzar rapat perencanaan aksi teror. Salah satu pembahasan dalam rapat itu yakni skenario membunuh mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani atau Benny Moerdani. Tidak disebutkan jelas kenapa Benny Moerdani yang telah pensiun itu jadi target pembunuhan. Yang jelas, sejumlah orang lain juga masuk daftar eksekusi mereka.
“Untuk melaksanakan rencana tersebut, Faruq bersedia menjadi penembaknya. Dia mengintai langsung rumah Benny Moerdani di Jakarta,” ucapnya.
Namun rencana itu tak pernah terlaksana. Kelompok radikal yang ditugasi mengatur keuangan dan membeli senjata, tak nongol lagi. Faruq menganggap mereka justru kabur dan menggunakan uang tersebut. Rencana pembunuhan terhadap Benny Moerdani, sang jenderal Kopassus dan tokoh intelijen itu tak pernah terlaksana.
Berakhir di Tangan Andika Perkasa Sepak terjang Umar Faruq tercium aparat intelijen Indonesia. Apalagi mereka mendapatkan informasi pria Kuwait itu hendak mengebom Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Menurut Ken, untuk rencana itu Faruq membeli satu ton pupuk urea yang akan digunakan sebagai bahan peledak. Pupuk dalam jumlah besar itu disimpan di rumah seorang petinggi JI di Bogor.
Ketika intelijen tahu anak dan istri Faruq telah berada di Sumatra dan berniat menyeberang ke Malaysia tanpa menggunakan paspor, tim Alfa dari Kopassus bergerak cepat.
Editor : Sazili Mustofa
Artikel Terkait