GARUT, iNewsGarut.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melakukan pemeriksaan terhadap dampak gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 4.3 yang mengguncang pada Rabu 1 Februari 2023 malam. Dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut, tercatat hanya 2 kecamatan saja yang melaporkan dampak dari peristiwa alam tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satriabudi menyebut 2 kecamatan yang melaporkan dampak gempa bumi adalah Kecamatan Pasirwangi dan Samarang. Dari laporan yang ia terima, jumlah rumah yang terdampak guncangan tersebut pada kedua kecamatan itu bervariasi.
"Di Kecamatan Pasirwangi ada 3 rumah, sementara di Kecamatan Samarang 20 rumah. Namun semua laporan tersebut harus kami verifikasi dengan mengecek ke lapangan, saat ini tim sedang memeriksa ke sana," ujar Satriabudi pada MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (2/2/2023).
Ia mengungkapkan, berbagai laporan yang masuk ke BPBD Garut di antaranya mengenai retakan pada dinding, keramik yang terlepas, hingga dinding ambruk. Namun Satriabudi menegaskan semua laporan tersebut mesti dipastikan kembali apakah terjadi akibat dari guncangan gempa bumi atau tidak.
"Jangan sampai peristiwa ini dijadikan ajang aji mumpung. Sebab bisa saja misal begini, dinding roboh karena memang tidak ada struktur penopang, keramik terlepas itu karena kurang bahan seperti semen, atau hal lain. Ini harus dipastikan, sekaligus mengedukasi masyarakat juga," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengatakan secara keseluruhan guncangan gempa bumi tadi malam tidak menimbulkan korban jiwa. BPBD Garut, lanjutnya, telah melakukan monitoring pasca gempa bumi hingga Kamis dini hari.
"Sampai pukul 03.00 WIB tadi pagi kami terus melakukan koordinasi kewilayahan di semua kecamatan. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," ucapnya.
Kalak BPBD Garut juga mengamini pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika guncangan yang terjadi berjenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Garsela. Sesar Garsela ini, kata dia, berada di wilayah Kecamatan Pasirwangi dan Samarang.
"Dulu saya kira wilayah Sesar Garsela ini berada di Garut Selatan, tapi rupanya Pasirwangi dan Samarang, hingga ke Majayalaya serta beberapa daerah di Bandung Selatan. Karena ketika dicek di Pameungpeuk misalnya, itu tidak melaporkan ada getaran gempa. Tentunya, yang lebih berwenang dalam hal teknis ini adalah PVMBG dan BMKG," ucapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil analisa BMKG, gempa bumi yang terjadi pada pukul 22.57 WIB berkekuatan M 4.3 memiliki episenter yang terletak pada koordinat 7.27 LS dan 107.73 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 19 km BaratDaya Kabupaten Garut, dengan kedalaman 3 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, dirasakan pada beberapa wilayah Garut seperti Pasirwangi, Cisurupan, Bayongbong, Samarang dengan Skala Intensitas IV MMI. Di luar Garut, guncangan juga dirasakan pada beberapa daerah seperti Lembang, Pangalengan, Pacet, Cileunyi, dan Sumedang dengan Skala Intensitas II MMI.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait