GARUT, iNewsGarut.id – Direktur Jaringan Moderat Indonesia Gus Islah Bahrawi meminta semua pihak tidak menggunakan agama untuk kepentingan politik. Islah pun mengungkapkan bahayanya jika agama dipolitisasi.
"Kita yang beragama juga punya hak untuk berpolitik dan diwakili dalam kepentingan-kepentingan politik. Tapi jangan sekali-kali menunggangi agama untuk kepentingan politik, karena semua sejarah telah memberi contoh kepada kita betapa bahayanya politisasi agama," kata Gus Islah Bahrawi, di SMA Darussalam, Wanaraja, Kabupaten Garut, Rabu (29/3/2023).
Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme Ekstrimisme Terorisme Mabes Polri ini menjelaskan, Agama Islam telah terpecah karena kepentingan politik. Dampak yang terjadi dari perpecahan itu adalah gerakan kekerasan yang mendegradasi esensi agama.
"Maka saya menginginkan untuk menyelamatkan Islam dari anggapan negatif, intoleran, ekstrimis, dan sejenisnya. Karena jika agama dibawa untuk kepentingan politik, maka perpecahan akan terjadi dimana-mana," ucapnya.
Jika terdapat perbedaan pendapat, ia menyarankan agar semua pihak berkepentingan untuk melakukan diskusi yang mengedepankan ilmu pengetahuan. "Jadi bukan emosi dan ambisi kekuasaan yang dikedepankan," katanya.
Islah menyebut salah satu contoh ekstrem dari politisasi agama adalah munculnya ideologi khilafah. Ideologi khilafah, lanjutnya, merupakan bukti nyata dari kejahatan yang tumbuh karena agama ditunggangi kepentingan politik.
"Tidak ada satu pun negara yang menggunakan sistem ideologi khilafah, saya selalu menolak tesis yang mengatakan khilafah ini sistem dari Tuhan. Tuhan tidak perlu politik, Tuhan tidak perlu negara, Tuhan sudah menciptakan alam semesta ini dan memilikinya," ujarnya.
Ajakan untuk tidak menggunakan agama demi kepentingan politik itu disampaikan Islah dalam Dialog Kebangsaan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama. Kegiatan yang memiliki tema Beragama, Berbangsa, Bernegara dalam Perspektif NKRI ini setidaknya dihadiri oleh 300 peserta dari lima kecamatan di Kabupaten Garut, yaitu Kecamatan Wanaraja, Sukawening, Karangpawitan, Sucinaraja dan Pangatikan.
Sementara itu, Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro menilai dialog kebangsaan dalam acara tersebut sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya sosialisasi kerukunan antar umat beragama perlu dilakukan karena berbagai kasus perpecahan didominasi oleh ketidakpahaman masyarakat, khususnya di pelosok daerah.
"Dialog kebangsaan dan sosialisasi kerukunan umat beragama ini sangat penting dilakukan kepada masyarakat, tujuannya adalah menjaga keutuhan NKRI," kata AKBP Rio Wahyu Anggoro.
Turut hadir dalam kegiatan adalah Kasubdit Kontra Ideologi Dit Cegah Densus 88 AT Mabes Polri, Kombes Pol Ponco Ardani yang juga menjadi narasumber dialog, kemudian Kepala Kesbangpol Garut Nurodin, Ketua FKUB Garut Mahyar Suara, dan sejumlah unsur Forkopimcam dari setiap kecamatan.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait