GARUT, iNewsGarut.id – Keberadaan jembatan bambu yang melintang di atas Sungai Cilaki, perbatasan Kabupaten Garut dan Cianjur sangat vital bagi dunia pendidikan. Bagaimana tidak, jembatan yang menjadi sarana penyebrangan di atas sungai sepanjang 100 meter itu kerap digunakan belasan siswa asal Kecamatan Cibuluh, Kabupaten Cianjur, untuk menuntut ilmu ke Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.
Camat Cisewu, Hery, menyebut belasan siswa asal Cianjur yang bersekolah di Cisewu itu rata-rata bermukim Kampung Cidarengdeng, Desa Cidaun, Kecamatan Cibuluh. Para siswa tersebut mengenyam pendidikan di beberapa sekolah Garut, seperti SDN 2 Cisewu, SMPN 1 Cisewu, SMKN 11 Garut, SMAN 12 Garut, MAN 4 Garut dan MTS Negeri 3 Garut, yang berada di wilayah Kecamatan Cisewu.
"Alasan warga Cianjur dari Kampung Cidarendeng belajar ke Cisewu karena memang jika ke sini (Cisewu) satu-satunya akses terdekat. Kemungkinan lain soal jarak serta faktor alam dan topografi wilayah di Cidaun, Cianjur, juga bisa. Selain itu sekolah di daerah kami terbilang lengkap," papar Hery, pada iNewsGarut.id Jumat (5/5/2023).
Ia menambahkan, para siswa asal Cianjur yang bersekolah di Garut ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Bahkan, sebagian siswa Cianjur yang mengenyam pendidikan di Garut itu beberapa di antaranya telah lulus.
"Dahulu itu ada puluhan siswa, mungkin ada belasan pelajar saat ini karena sebagiannya telah lulus," ujarnya.
Bukan hanya digunakan para siswa untuk bersekolah, sarana jembatan untuk menyebrangi Sungai Cilaki kerap dimanfaatkan masyarakat dari kedua kabupaten untuk mengangkut hasil bumi dan berbelanja kebutuhan pokok. Aktivitas jual beli sejumlah barang hingga bahan kebutuhan pokok lebih banyak dilakukan di pasar Kecamatan Cisewu, Garut.
"Lagipula, baik warga Cidaun, Cianjur dan Cisewu, Garut, memiliki hubungan kekerabatan. Sehingga wajar jika jembatan ini sangat penting untuk kehidupan masyarakat dari dua kabupaten," ujarnya.
Camat Cisewu membenarkan jika jembatan penghubung yang dibangun terbuat dari bahan material bambu. Hanya beberapa bagian dari jembatan tersebut setidaknya diperkuat oleh besi dan sling baja.
"Jembatan ini dirawat masyarakat dari kedua wilayah, dengan komponen yang harus diganti rutin itu paling batang bambu karena rawan rusak. Perbaikan rutin jembatan kerap dilakukan masyarakat dan pemerintah tingkat desa dari kedua wilayah secara bergotong," katanya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait