DPD JULEHA Garut : Para Juru Sembelih Harus Paham Karakter Hewan Kurban

Dindin Ahmad S
Bimbingan Teknis (Bimtek) Juru Sembelih Halal yang dilaksanakan di Rumah Potong Hewan (RPH) Ciawitali, Jalan Guntur Sari, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (13/6/2023).Foto iNewsGarut.id

GARUT, iNewsGarut.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Juru Sembelih Halal (JULEHA) Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), menyebut bahwa para juru sembelih hewan khususnya di Garut harus paham akan karakter hewan kurban.

Apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah, ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan diketahui oleh para juru sembelih. Penyembelih hewan kurban harus mumpuni dan memahami tentang satu karakter hewan, dimana salah satunya adalah cara menyikapi sapi yang bermanuver atau memiliki kemungkinan akan kabur.

Hal itu disampaikan Ketua DPD JULEHA Kabupaten Garut, Dodiet Alidy, di sela-sela praktek penyembelihan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) JULEHA, di Rumah Potong Hewan (RPH) Ciawitali, Jalan Guntur Sari, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa (13/6/2023).

"Kadangkan kita kalau kabur itu suka dikejar-kejar itu semakin ngamuk sapinya, jadi karena sapi itu adalah mereka berkomunitas gitu kan, jadi kalau kabur itu biarkan saja kabur cuma bawa sapi yang lebih lembut lepaskan, nanti dia pun akan jinak sendiri, itu caranya seperti itu," ujarnya.

Menurutnya, selain mendatangkan sapi yang memiliki karakter lebih lembut, yang mesti disiapkan selanjutnya adalah keilmuan dan pemahaman tentang karakter sapi. Ia menyebut sapi di Garut lebih sedikit jinak dibandingkan dengan sapi Bali yang lebih dikenal dengan sapi sirkus.

"Jangankan untuk mohon maaf rap squeeze ataupun burnley itu pasti akan kena tendang, makanya ada trik dan teknik khusus yang memang diperlukan skill, kemampuan untuk menghadapi sapi seperti itu," katanya.

Kemudian, hal yang harus dipahami adalah kebersamaan panitia dalam perobohan sapi, dikomandoi oleh satu orang, dua orang memegang bagian kepala, dan satu orang lagi bagian mengikat sapi.

Nantinya sapi tersebut akan ditarik secara bersama-sama melalui satu komando, mengingat sapi ini merupakan hewan ternak yang mudah stres jika banyak orang, maka diharuskan sikap tenang dari pihak panitia.

Selanjutnya, kata Dodiet, ketika sapi telah rubuh maka harus diikat dengan tenang dan lembut. Penyembelihannya pun harus ihsan dengan menggunakan bilah yang sangat tajam.

"Nah nanti setelah itu kita lihat berapa menit dari kematian setelah penyembelihan, dan nanti kita lihat reaksinya, jangan sampai nanti beberapa menit dibuka nanti sapinya ngamuk, jadi dilihat dari kornea mata kalau sudah ditekan dengan jari tidak ada reaksi berarti sapi sudah mati," papar Dodiet.

Cara penanganan sapi yang sudah disembelih dengan baik adalah memisahkan area hijau dan area merah. Area merah dan area hijau dimaksud adalah  tidak boleh dicampurkan agar tidak bau. Selain itu, sapi yang dalam keadaan baik ketika direbahkan dengan ihsan akan memiliki kualitas daging yang lebih bagus.

"Jadi kenapa sapi bau dagingnya kalau kurban, tidak enak tidak ada rasanya, karena cara penanganannya kurang bagus tidak Asuh," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Sirodjul Munir, menyatakan, kegiatan ini penting dilakukan khususnya oleh MUI, karena pihaknya merasa bertanggung jawab untuk menjamin penyembelihan hewan secara halal. Menurutnya, tidak hanya halal namun juga halalan toyyiban barokan.

"Di samping halal juga toyyib higienis istilahnya, itu sangat penting dilakukan oleh kita khususnya oleh umat muslim, maka sangat penting dilakukan pelatihan-pelatihan semacam ini," ucap Ketua MUI Garut.

Ia mengatakan, bagi peserta yang mengikuti pelatihan ini nantinya akan diberikan piagam yang ditandatangani oleh Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut dan MUI Kabupaten Garut.

Ia berharap kegiatan ini bisa terus berjalan, mengingat respon masyarakat terutama para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di Kabupaten Garut sangat antusias untuk mengikuti pelatihan ini. Ia menyebut peserta yang bisa mengikuti pelatihan ini dibatasi hanya 50 orang per-angkatan.

Sebelumnya, pada Bimtek JULEHA pertama, Kadiskanak Garut, Sofyan Yani, menerangkan bahwa tujuan dari kegiatan Bimtek JULEHA ini adalah untuk memperbanyak jumlah ahli juru sembelih halal di Kabupaten Garut, yang nantinya bisa dipersiapkan untuk kebutuhan Hari Raya Idul Adha maupun untuk kebutuhan sehari-hari.

Editor : ii Solihin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network