"Saya kira keberadaan sekolah ini memang sangat diperlukan warga disini, dan mudah-mudahan ada perhatian khusus dari Pemda,"katanya.
Enjang menambahkan, sebenarnya ini merupakan gerakan infaq pendidikan mendorong semua pihak agar peduli terhadap pendidikan sekolah usia dasar. Meskipun sekolah SD Muhammadiyah As-Salam ini swasta tapi tidak ada bedanya dengan sekolah negeri, tujuannya sama membantu pendidikan anak.
"Semua ini jadi tanggung jawab bersama, semua anak wajib mendapatkan pendidikan dan lingkungan yang layak, ini darurat SD Muhammadiyah As-Salam tidak layak karena tidak punya kursi dan meja belajar, ini menjadi tanggung jawab semua pihak,"cetusnya.
Dia berharap kedepannya ada perhatian dari Pemerintah Daerah dengan kondisi di SD Muhammadiyah As-Salam ini, agar visi Kabupaten Garut maju, taqwa, dan sejahtera itu betul-betul terealisir, tidak ada disvarietas dan perbedaan di kota maupun di tempat terpencil kualitas pendidikan harus sama.
Sementara Kepala Sekolah SD Muhammadiyah As-Salam, Dede Rini, membenarkan bahwa di sekolahnya ini selama 13 tahun belajar lesehan karena tidak memiliki kursi dan meja belajar.
"Benar belajar lesehan selama 13 tahun, penuh dengan perjuangan, dari mulai dapet bantuan untuk bangunan kelas di tahun 2014 oleh pihak ketiga selebihnya secara swadaya jadi dua kelas, walaupun keadaannya serba kekurangan tetapi anak-anak disini tetap semangat belajar, karena keinginan mereka punya sekolah dekat dengan kampungnya,"ujarnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait