GARUT, iNewsGarut.id – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Garut tahun 2024 terus menambah deretan nama-nama bakal calon setiap harinya. Salah satunya pengusaha milenial yang sukses menggerakkan roda perusahaannya di sektor Properti dan IT. Dia adalah Widi Nugroho yang menyatakan sikap untuk maju di Pilkada Garut tahun 2024.
Di sela kegiatannya, Widi menyampaikan bahwa dengan maju di Pilkada Garut tahun 2024 ini memiliki target yang tentunya berbeda dengan bakal calon lainnya. Ia menargetkan bukan tentang menang atau kalah, akan tetapi menunjukkan bahwa eksistensi politik milenial itu terletak pada caranya buka usianya.
Seringkali menegaskan kepada rekan rekan saya yang tanya terkait keikutsertaan di pilkada, saya ingin menunjukan bahwa sejatinya eksistensi politik milenial itu terletak pada cara bukan pada usia,"Kata Widi Nugroho, Senin (22/4/2024).
Widi terbilang pengusaha yang sukses di Kabupaten Garut lewat bisnis properti dan IT. Tentunya bukan hanya itu saja, dirinya saat ini aktif sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Barat.
Ia menegaskan Milenial jangan terpaku pada usia 35 tahunnya, melainkan bagaimana pada usia itu mampu memerankan dalam cara dan gaya berpolitiknya.
"Adanya bursa Pilkada Garut menunjukan kemajuan demokrasi, dimana sudah banyak tokoh tokoh milenial yang berkecimpung di Politik praktis dan menunjukan permodelan misalnya dalam kampanye, milenial bisa lebih murah karena pendekatannya yang berbeda,"ungkapnya.
Terkait kemungkinan maju sebagai Bakal Calon Bupati atau Wakil Bupati pada Pilkada Garut, Widi menyebut dirinya orang yang sangat realistis.
"Saya adalah kreator yang senantiasa realistis dalam menentukan sikap apalagi saya terlahir bukan dari kalangan ningrat atau keturunan berdarah biru, namun demikian langkah dan sikap saya akan senantiasa bersandar pada hitung hitungan survei dan lainnya,"tuturnya.
"Intinya saya menunggu permodelan rekrutmen parpol parpol di Garut yang berani melakukan penjaringan Bakal Calon secara terbuka dengan pendekatan panel atau uji kelayakan kemampuan intelektual secara objektif, sehingga menghasilkan calon pemimpin yang benar-benar layak dan berkualitas,"imbuhnya.
Ia menambahkan sejauh ini belum melihat ada tanda-tanda rekrutmen parpol yang sejalan dengan semangat milenial yaitu melalui cara dan proses bukan berpatokan pada usia apalagi dengan melihat banyak uang atau memiliki modal besar.
"Makanya saya masih menunggu adakah parpol yang memberikan ruang kepada milenial dengan pendekatan rekrutmen yang seperti saya gambarkan karena jujur saya muncul di bursa Pilkada ini ingin ada kemajuan demokrasi yang bener-bener,"paparnya.
"Pokoknya saya ingin di uji terlebih dahulu dalam kemampuan dan berbagai hal yang standarnya jelas dan tegas untuk berkompetisi di Pilkada ini,"tegasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait